Bisnis.com, SURABAYA - Pemakai jalan tol mengharapkan kenaikan tarif tol ruas Gempol-Surabaya per 11 Oktober dapat diikuti dengan perbaikan layanan, termasuk percepatan integrasi tol Trans Jawa.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Cabang Tanjung Perak, Kody Fredy Lamahayu, mengatakan tol merupakan jalan utama truk dari pelabuhan menuju Sidoarjo, Mojokerto maupun Gresik.
Meski sudah lewat tol, kemacetan masih sering terjadi, utamanya di gerbang. "Jadi kami minta dengan kenaikan tarif tol, jalur kanan-kiri Surabaya-Gempol bisa diperlebar," katanya menanggapi kenaikan tarif jalan tol, hari ini (9/10/2013).
Tarif jalan tol Surabaya-Gempol semula untuk tipe kendaraan I Rp2.500 menjadi Rp3.000 per 11 Oktober. Kendaraan golongan II tarifnya semula Rp3.500 menjadi Rp4.000, golongan III dari Rp4.500 menjadi Rp5.000.
Adapun kendaraan golongan IV dari Rp5.500 menjadi Rp6.000 dan golongan V (as roda lebih dari empat) naik Rp1.000, dari Rp6.500 menjadi Rp7.500.
Kody juga mengingatkan jalan tol seharusnya berkualitas baik, tidak bergelombang sehingga pemakai mendapat layanan maksimal saat menggunakan fasilitas berbayar itu.
Sementara Ketua Umum DPC Indonesia National Ship-owner Asociation (INSA) Surabaya Steven H Lasawengen menilai kenaikan tarif tol hendaknya segera diikuti dengan integrasi sistem jaringan jalan tol di Jawa Timur.
Saat ini jalan tol yang belum tersambung a.l. ruas Mojokerto-Jombang (40,50 km), Gempol-Pasuruan (33,75 km), Gempol-Pandaan (13,61 km) dan Surabaya-Mojokerto (36,27 km). Kendala utama proyek itu antara lain pembebasan lahan.