Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin Asean diharapkan bisa berkomitmen dalam upaya mewujudkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 berdasarkan Bali Concord II 2003.
Dengan tema “Our People, Our Future Together,” KTT Asean kali ini membahas tiga agenda utama yakni upaya perwujudan MEA 2015, peningkatan peran-serta dalam proses integrasi ekonomi regional dan global dan penguatan kelembagaan Asean agar semakin mampu merespon dinamika regional dan internasional.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menekankan empat hal yang harus menjadi perhatian khusus Asean. Keempat hal dimaksud adalah mengkonsolidasikan pembentukan Asean Community, memperkuat kepemimpinan Asean untuk menegakkan perdamaian, kesejahteraan dan keamanan di kawasan, berkontribusi secara positif pada masalah-masalah global, dan mewujudkan kesejahteraan bersama Asean sebagai sebuah komunitas.
“Secara khusus para pemimpin sepakat dengan target yang diusulkan oleh Presiden RI yakni mengurangi hingga setengah indeks angka kemiskinan ekstrim di Asean, dan menggandakan total PDB dari US$2,3 triliun menjadi US$4,6 triliun,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Rabu (9/10/2013).
Dia menambahkan kiprah Asean dalam proses integrasi regional dan global mendapatkan perhatian khusus para pemimpin. Asean harus lebih pro-aktif dan forward-looking dalam mengembangkan kerjasama dengan negara-negara sahabat.
Gita menuturkan sejumlah pemimpin Asean juga menyambut baik prakarsa yang dikembangkan pada 2011 dan 2013 untuk mewujudkan Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP bersama enam mitra FTA Asean.
Para pemimpin Asean merasakan bahwa sementara sistem perdagangan multilateral di bawah WTO merupakan platform yang harus terus dipertahankan dan disempurnakan. Namun, Asean tidak dapat melepaskan diri dari realitas bahwa berbagai skim bilateral dan regional bahkan antar-regional terus berkembang.
Dalam konteks ini,RCEP merupakan proses alamiah yang perlu dikedepankan. Setelah MEA terbentuk, maka langkah berikutnya adalah mengkonsolidasikan Asean Plus One yang sudah ada saat ini menjadi satu.
“Jadi tidak benar bahwa RCEP dirundingkan karena negara lain di kawasan merundingkan TPP. RCEP adalah proses alamiah bagi Asean,” tegasnya.