Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menjamin persediaan beras pada 2013 cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, impor beras akan diminimalisir.
Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron produksi beras saat ini sudah mencukupi kebutuhan beras dalam negeri. Hanya saja untuk menjaga kesinambungan harga, pemerintah harus memiliki persediaan yang cukup sehingga impor beras masih dimungkinkan meskipun tidak banyak.
“Produksi GKP (Gabah Kering Panen) tahun ini diperkirakan sebesar 72 juta ton, dari jumlah ini akan diperoleh beras siap konsumsi sebanyak 40 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi diperkirakan 33 juta ton. Secara teori harusnya aman, hanya saja masyarakat memiliki kecenderungan untuk menyimpan beras. Inilah yang harus diantisipasi pemerintah,” katanya, Selasa (8/10/2013).
Herman juga menilai diversifikasi pangan yang sudah dicanangkan kementerian pertanian harus segera digalakkan kembali karena jika program ini tidak segera dilaksanakan, ia kuatir produksi beras tidak akan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
“Pertumbuhan penduduk Indonesia diperkirakan 1,5% per tahun. Jika ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi beras, dikhawatirkan impor beras akan eningkat. Oleh karena itu, solusi yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menggalakkan kembali diversifikasi pangan,” terangnya.
Selain itu, ia juga meminta agar pemerintah memprioritaskan intensifikasi lahan pertanian guna meningkatkan produktifitas. karena produktifitas pertanian saat ini belum optimal dan masih bisa ditingkatkan lagi.
"Produktifitas rata-rata padi sekitar 5 - 6 ton per hektare, padahal produktifitas ini bisa ditingkatkan menjadi 8 ton per hektare. kalau upaya ini dilakukan maka akan ada peningkatan produksi yang signifikan," ungkapnya.