Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) mengubah rencana penggunaan dana hasil initial public offering (IPO) beberapa waktu lalu untuk ekspansi salah satunya akibat depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Iwan Setiawan, Direktur Utama Sritex, menuturkan terjadi perubahaan penggunaan dana hasil penawaran saham perdana ke publik senilai Rp1,2 triliun beberapa waktu lalu yakni Rp723 miliar yang semula digunakan untuk ekspansi pabrik digunakan untuk akusisi Sinar Pantja.
“Sementara itu, Rp113,7 miliar untuk ekspansi pabrik konveksi,” ungkapnya, dalam keterbukaan informasi, Minggu (6/10/2013).
Selain itu, perseroan juga akan menggunakan Rp454,1 miliar untuk modal kerja yang terdiri dari Rp341,6 miliar untuk ekspansi sektor pemintalan dan Rp112,5 miliar akan digunakan untuk modal kerja pabrik konveksi.
Sesuai dengan prospektus, perseroan akan melakukan ekspansi pabrik pemintalan (spinning) dengan penambahan mata pintal sebanyak 287.000 mata pintal dengan masa konstruksi 1 tahun hingga produksi komersial dimulai.
Namun, dengan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir ini, beban untuk investasi tersebut menjadi lebih besar sehingga ekspansi dikurangi menjadi 210.000 mata pintal