Bisnis.com, JAKARTA - Ternyata, Indonesia kekurangan induk dan benih mutiara, terutama jenis kerang Pincada maxima.
Padahal, benih dan induk mutiara itu menopang produksi mutiara.
Sutrisno, Ketua bidang Pemasaran Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), menuturkan industri budidaya mutiara kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kerang indukan dan benih kerang mutiara.
"Perusahaan kami saja, kekurangannya itu 200.000-300.000 sepat per tahun," ujarnya di sela The 3rd Indonesian Pearls Festival, Rabu (2/10/2013).
Menurutnya, pembudidaya lebih mengandalkan indukan dan benih lokal, karena lebih adaptif terhadap ekosistem laut di Indonesia.
Selain itu, pemerintah masih melarang impor kerang indukan Pinctada maxime.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung menuturkan dukungan terhadap budidaya mutiara a.l. dilakukan dengan membangun pusat pengembangan indukan kerang di Karang Asem, Bali.
"Kita dukung supaya industri bisa dapat indukan berkualitas. Kan sudah ada broodstock center kekerangan di Karang Asem, Bali," imbuhnya.
Berdasarkan catatan KKP, saat ini terdapat 11 provinsi sentra budidaya kerang mutiara Pinctada maxima, yakni Lampung, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.