Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Rasio Beban Utang Kuartal III/2013 Turun

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan rasio beban utang atau debt services ratio (DSR) Indonesia pada kuartal III/2013 menurun menjadi 35% dari DSR pada kuartal II/2013 yakni 41,4%.Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan rasio beban utang atau debt services ratio (DSR) Indonesia pada kuartal III/2013 menurun menjadi 35% dari DSR pada kuartal II/2013 yakni 41,4%.

Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Dodi Budi Waluyo menyebutkan meskipun pada kuartal II/2013 DSR Indonesia mencapai level cukup tinggi dan meningkat dibandingkan dengan kuartal I/2013 yakni 34,8%.

Meski demikian, hal tersebut tak lantas perlu diwaspadai. Pasalnya, total utang luar negeri (ULN) Indonesia relatif stabil. Peningkatan DSR pada kuartal II/2013 dipicu terutama akibat kinerja ekspor Indonesia dan kondisi perekonomian Indonesia yang melemah.

"Ekspor juga menurun akibat harga komoditas dan kondisi perekonomian global yang masih recovery. Perkiraan kami, pada kuartal III/2013 ini kedua faktor tersebut akan membaik, jadi otomatis DSR akan kembali menurun," ujar Dodi, Selasa (24/9).

Dodi menjelaskan DSR Indonesia mulai meningkat sejak 2011 yakni 21,7%. Sebelumnya, pada 2010 DSR sempat menurun hingga 19,8%.  Adapun, secara praktik umum di beberapa negara, DSR perlu diwaspadai ketika menyentuh 45%.

Dodi mengatakan  secara historis, tekanan terhadap perekonomian yang memengaruhi DSR kerap terjadi pada kuartal II/2013. Namun, pada kuartal III/2013 tekanan akan mengendur sehingga rasio bisa membaik.

Selain DSR, Dodi juga memproyeksikan rasio utang terhadap PDB kembali menurun pada kuartal III/2013 ke 28,7% dari kuartal II/2013 28,9%.

"Pada kuartal II/2013 ada kenaikan sedikit karena PDB kita melambat. Namun, overall assesment, kami nilai cukup terjaga. Tekanan dari ULN masih ada karena berdampak ke kinerja perekonomian yang cenderung di bawah ekspektasi akibat kondisi global," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper