Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ISEI: BI Rate Tak Perlu Naik Lagi

Bisnis.com, JAMBI - Ekonom Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai Bank Indonesia tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang saat ini sebesar 7,25%.

Bisnis.com, JAMBI - Ekonom Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menilai Bank Indonesia tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang saat ini sebesar 7,25%.

Ekonom ISEI Aviliani mengatakan Bank Indonesia bersama dengan pemerintah harus mampu menjaga fundamental ekonomi dalam negeri sehingga tidak memberikan peluang pada pasar untuk berekspektasi terhadap kenaikan BI rate.

“Sebenarnya itu yang dibutuhkan adalah faktor kepercayaan pasar terhadap bunga tertentu,” kata Sekretaris Komite Ekonomi Nasional ini di sela-sela Sidang Pleno ISEI XVI, Kamis (19/9/2013).

Kendati tidak bisa memperkirakan kemungkinan otoritas moneter kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya, Aviliani mengingatkan agar level BI rate jangan sampai melebihi 8%.

Pasalnya, tingkat suku bunga acuan yang terlalu tinggi berisiko meningkatkan tingkat non performing loan (NPL). Menurutnya, tingginya tingkat NPL merupakan indikasi awal terjadinya krisis keuangan.

Ekonom ISEI Mirza Adityaswara juga mengemukakan hal yang sama. Menurutnya, level BI rate saat ini sudah cukup jika Bank Indonesia dan pemerintah bisa meyakinkan pasar bahwa pada 2014, inflasi bisa dijaga di sekitar 5,5% dan defisit transaksi berjalan bisa dibawa kurang dari 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Namun, agak berbeda dengan Aviliani. Dia berpendapat tidak ada batas aman tertentu bagi level suku bunga acuan. Oleh karena itu, lanjutnya, tidak tertutup kemungkinan Bank Indonesia akan kembali mengambil kebijakan suku bunganya jika gejolak ekonomi nasional masih saja tetap terjadi.

“Kalau proyeksi BI terhadap defisit transaksi berjalan dan inflasi masih kurang baik, mungkin [BI rate] bisa dinaikkan lagi. Tapi kenaikannya juga tidak akan besar,” kata Kepala Eksekutif Lembaga Pemnjamin Sosial ini.

Seperti diketahui, dalam 4 bulan terakhir, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin menjadi 7,25% dari sebelumnya 5,75%. Awalnya, kebijakan suku bunga dilakukan sebagai langkah pre-emptive Bank Indonesia dalam mengantisipasi peningkatan ekspektasi inflasi.

Namun dalam kenaikan suku bunga acuan yang terakhir, kebijakan ini diambil sebagai langkah stabilisasi nilai tukar rupiah serta memastikan terjadinya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang berkelanjutan.

Mirza menjelaskan penyesuaian defisit transaksi berjalan yang dimaksud ditujukan untuk mengendalikan kinerja impor sebagai akibat tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper