Bisnis.com, JAKARTA – Penyusunan strategi pembiayaan menunggu pengesahan RAPBN 2014 meskipun pemerintah mengestimasi defisit fiskal tahun depan berisiko melebar menjadi Rp209,5 triliun atau 2,02% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Semula dalam RAPBN 2014, pemerintah menetapkan defisit anggaran Rp154,2 triliun atau sama dengan 1,49% terhadap PDB. Namun, karena asumsi makro berubah seiring kondisi ekonomi yang tidak sebaik dari perkiraan sebelumnya, defisit fiskal berisiko melebar.
Kuasa Khusus Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan belum ada perubahan apapun dari usulan pembiayaan yang diajukan dalam Nota Keuangan RAPBN 2014.
Pemerintah merencanakan penerbitan surat berharga negara (SBN) neto Rp182,7 triliun, terdiri atas SUN berdenominasi dolar Amerika Serikat 15%-20%, yen 12% dan rupiah 56% atau sama seperti tahun fiskal 2013.
“Untuk 2014, belum ada penambahan karena yang aslinya juga belum ditetapkan. UU APBN baru ditetapkan Oktober. Setelah itu, akan ditetapkan (strategi pembiayaan),” katanya, Senin (17/9).
Dia meyakini tahun depan pasar masih akan menyerap dengan baik penerbitan obligasi hingga di atas Rp300 triliun.