Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLTU Batang Batal, Cadang Listrik Jateng Turun 6%

Bisnis.com, SEMARANG - Cadangan energi listrik di Jawa Tengah pada 2017 berpotensi menurun 6% jika proyek PLTU Batang gagal terealisasi.

Bisnis.com, SEMARANG - Cadangan energi listrik di Jawa Tengah pada 2017 berpotensi menurun 6% jika proyek PLTU Batang gagal terealisasi.

Pakar Energi, I Nengah Sudja mengatakan pengembangan teknologi listrik merupakan upaya padat modal, berteknologi tinggi dan butuh perencanaan jangka panjang sehingga mampu menciptakan cadangan energi lebih dari 30% yang dibutuhkan.

"Kalau PLTU Batang gagal maka cadangan akan turun 6% dan kita akan krisis, siap-siaplah Jawa Tengah krisis energi," ujarnya di Semarang, Selasa (10/9/2013).

Ia berharap, pembahasan pro dan kontra juga keputusan proyek akan final dengan sebelum financial closing Oktober mendatang, dengan melibatkan partisipasi publik.

Secara nasional ia menilai listrik di Indonesia lemah sehingga dalam waktu dekat perlu berbegas mengejar ketinggalan pasokan listrik dengan pengembangan pembangkit listrik.

General Manager PLN wilayah Jateng-DIY Djoko R Abumanan menuturkan kebutuhan listrik Jateng masuk dalam satu sistem kelistrikan Jawa-Bali. Saat ini PLN juga sedang menyiapkan sistem besar meliputi Sumatra-Jawa-Bali untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional pada 2017.

"Potensi penggunaan listrik wilayah Jateng kedepan tinggi karena sudah ada pesanan pendaftaran dari kawasan industri yang akan menggunakan listrik tegangan tinggi," katanya.

Menurutnya, saat ini PLN wilayah Jateng baru memenuhi 1 pelanggan bertegangan tinggi di kawasan industri Kendal. Sementara, pengembangan pabrik di Jateng tahun depan sangat berpotensi mendongkrak kebutuhan energi yang akan dipakai untuk industri. 

"Jika tidak ada pembangkit tambahan dipastikan kebutuhan Jateng akan sangat mepet dan terbatas, apalagi saat ini lebih dari 10 perusahaan sudah mengajukan permohonan layanan tegangan tinggi," ujar Djoko.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap wilayah provinsi yang dipimpinnya mampu berupaya mencari solusi dalam mengantisipasi prediksi krisis listrik 3 tahun mendatang.

"Pakar energi harus kita percaya bahwa dalam pandangannya menyatakan 2017 kita akan krisis kalau tidak menyiapkan kita akan kesulitan sendiri," katanya.

Menyikapi kelanjutan megaproyek PLTU Batang, ia menilai konsep dan sistem teknologi yang dipilih merupakan ketentuan nasional yang secara birokrasi perlu ditanggapi.

"Saya sudah coba tawarkan dengan mengamini proyek ini namun disertai solusi bagaimana kalau investor menggeser lokasi, sampai sekarang memang beluk clear," ujar dia.

Proyek PLTU Batang masuk kategori teknologi moderen, terbesar di Asia Tenggara dengan rencana 2 unit masing-masing 1000 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper