Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Perusahaan ini Kuasai 66,3% Impor Kedelai

Bisnis.com, JAKARTA--Institute for Development Economics and Finance (Indef) menemukan adanya tiga importir yang mendapatkan kuota impor kedelai terbesar hingga mencapai 66,33% sehingga cenderung membentuk kartel

Bisnis.com, JAKARTA--Institute for Development Economics and Finance (Indef) menemukan adanya tiga importir yang mendapatkan kuota impor kedelai terbesar hingga mencapai 66,33% sehingga cenderung membentuk kartel

Ketiga perusahaan tersebut antara lain PT FKS Multi Agro dengan kouta impor mencapai 46,71% atau sebanyak 210.600 ton, disusul PT Gerbang Cahaya Utama dengan kuota impor 46.500 ton (10,31%), dan PT Budi Semesta Satria yang mendapatkan kuota impor 42.000 atau 9,31%.

Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan data tersebut merupakan dari hasil investasi yang dlakukan Tim INDEF  terhadap Surat Persetujuan Impor (SPI) kedelai dari pemerintah pada 28 Agustus hingga 30 Agustus.

 “Jika ketiga perusahaan ini nakal, sudah pasti harga tidak stabil sehingga pasokan tidak lancar ke konsumen. Jadi, pokok utama dari persoalan kedelai di Indonesia saat ini karena tata niaga kedelai cenderung memuluskan terjadi monopoli dan kartel,” ucapnya dalam konfrensi pers, Selasa (10/9/2013).

Selain tiga importir terbesar tersebut terdapat 11 importir terdaftar lainnya yang mendapat persetujuan pemberian kuota impor kedelai dengan jumlah persetujuan kuota impor mencapai 450.900 ton, dimana total pengajuan dari importir mencapai 886.200 ton.

Antara lain 3 perusahaan yang memiliki persetujuan kuota impor kedelai masing-masing 4% hingga 5%, kelompok impor ketiga terdapat 4 perusahaan yang memiliki persetujuan kuota impor kedelain masing-masing 2% hingga 3%.

Serta kelompok impor keempat dengan 3 perusahaan yang memiliki persetujuan kuota impor kedelai masing-masing 0,6%, 1,11%, dan 1,89%.

“Sementara Bulog, hanya mengantongi persetujuan kuota impor 20.000 ton (4,44%). Baru akhir-akhir ini ketika telah terjadi fluktuasi harga, banyak kalangan yang mengusulkan kuota Bulog ditambah menjadi 100.000 ton.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper