Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok perajin tahu dan tempe mengusulkan harga khusus yang diberikan oleh importir tidak lebih dari Rp8.500 per kilogram.
Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan harga khusus setidaknya di bawah harga pasaran saat ini atau berada pada kisaran Rp8.100-Rp8.500 per kilogram.
“Harga pasaran saat ini sudah mencapai Rp10.000 per kilogram, sehingga sangat memberatkan bagi kami. Apalagi sebagian besar anggota kami merupakan perajin dengan kapasitas produksi tidak lebih dari 100 kilogram kedelai,” katanya Senin (9/8/2013).
Dia menambahkan dari 115.000 perajin anggota Gakoptindo, sebanyak 90% diantaranya hanya mempunyai kapasitas produksi di bawah 100 kilogram kedelai per hari. Adapun, sisanya mampu meghasilkan produksi menggunakan kedelai di atas 200 kilogram per hari.
Apabila harga khusus yang disepakati dengan importir sesuai dengan harapan, lanjutnya, mogok produksi yang direncanakan berlangsung sampai Rabu (11/9/2013) akan dihentikan.
Pihaknya akan segera mempublikasikan penghentian mogok produksi ke seluruh anggota di Indonesia.
Harga khusus ini akan disepakati antara perusahaan importir dan kelompok perajin pada Selasa (10/8/2013). Harga khusus ini akan jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan harga saat ini.
Pihaknya akan tetap menerima besaran harga khusus dari importir selama penjelasan masih reseonable. Dia juga akan mempertimbangkan kurs rupiah terhadap dolar AS, produksi dalam negeri, distribusi, dan kenaikan BBM.
Namun, imbuhnya, harga tempe dipastikan akan tetap mengalami kenaikan hingga 20%. Saat ini perajin menjual tempe sekitar Rp5.000 per papan.