Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kehutanan mengajak investor Korea Selatan untuk bermitra dengan pemegang izin hutan tanaman rakyat (HTR) sebagai pemasok bahan baku pelet kayu (wood pellets).
Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kemenhut Dwi Sudharto menuturkan Indonesia memiliki sumber daya hutan untuk menyuplai bahan baku industri pelet kayu.
Selain berasal dari kayu hutan tanaman industri (HTI), investor juga bisa menggandeng masyarakat pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) HTR sebagai pemasok bahan baku pelet kayu dengan menanam tanaman fast growing, seperti sengon, jambon, dan kaliandra.
"Investor tidak perlu membangun HTI di Indonesia, saat ini memang kami sangat selektif untuk terbitkan izin HTI. Alternatifnya, bisa bekerja sama dengan pemegang HTR," ujar Dwi dalam forum industri biomassa di Indonesia, Kamis (5/9/2013).
Berdasarkan data Kemenhut, luas pencadangan HTR mencapai 853.900 hektare, sedangkan penerbitan IUPHHK-HTR baru mencapai 179.796 ha yang mencakup 5.457 unit HTR. Adapun luas tanaman HTR baru mencapai 7.842 ha.
"Areal pencadangan HTR itu masih ada 700.000 ha yang belum ada pengajuan izinnya. Investor bisa membuat semacam MoU dengan pemegang HTR, kemudian bangun pabrik wood pellets," tuturnya.
Model bisnis serupa, imbuh Dwi, sedang dikembangkan pemerintah Indonesia dan Korea International Cooperation Agency (KOICA) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Project Manager KOICA Han Sang Jae menuturkan proyek percontohan tersebut mencakup pembangunan HTR seluas 200 ha yang melibatkan 100 kepala keluarga dan pembangunan pabrik pelet kayu berkapasitas hingga 6.000 ton/tahun.
"Investasinya sekitar US$4 juta dan merupakan hibah dari pemerintah Korea Selatan," imbuhnya.
Pabrik pelet kayu, lanjut Han, diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2013 dan menjalankan uji coba produksi hingga Agustus 2014.
"Produksi kami targetkan 500 ton/bulan atau 6.000 ton/tahun. Karena produksinya sedikit, eksportasi ke Korea Selatan kemungkinan akan digabung dengan produksi Inhutani III," tutur Han.
Seperti diberitakan Bisnis, PT Inhutani III menjalin kerja sama dengan anak usaha perusahaan asal Korsel Depian Company Ltd, PT SL Agro Industry untuk memproduksi 30.000-200.000 ton wood pellets per tahun.