Bisnis.com, BATAM – Kementerian Pertahanan memiliki sejumlah alasan mendasar sehingga memutuskan membangun kapal perang di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dipilihnya Batam menjadi produsen KRI utamanya adalah untuk melaksanakan UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan.
Dimana Kementerian Pertahanan saat ini sudah memprioritaskan pengadaan alutsista buatan dalam negeri, termasuk kapal perang.
Dengan perkembangan industri perkapalan yang ada di Batam, Kemenhan meyakini perusahaan-perusahaan galangan yang beroperasi di kota itu mampu dan memiliki teknologi membangun kapal perang yang berstandar. Terbukti, PT Palindo Marine, Produsen kapal, sebelumnya juga sudah mampu membangun beberapa kapal perang yang saat ini digunakan TNI AL.
“Buatan dalam negeri punya arti penting dalam mendukung pertahanan negara. Dan ini juga menjadi upaya kita meminimalisir ketergantungan produk luar negeri,” tambahnya usai meresmikan pengoperasian KRI Pari 849 dan KRI 850 di Pelabuhan Batu Ampar, Kamis (5/9/2013).
PT Palindo Marine, produsen pembuat kapal sendiri sejauh ini sudah berpengalaman membangun beberapa jenis kapal pertahanan dan keamanan laut milik negara, yakni KRI Clurit 64, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643, KN Bintan Laut 4801 dan KAL Nipa.
Semua kapal tersebut dibangun di kawasan industri galangan kapal terbesar di Kota Batam, Tanjung Uncang.