Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Importir Kedelai Bantah Lakukan Kartel

Bisnis.com, JAKARTA—Importir membantah melakukan praktek kartel pedagangan kedelai seiring dengan kenaikan harga bahan baku utama tahu dan tempe ini di tingkat perajin.
Rio Sandy Pradana
Rio Sandy Pradana - Bisnis.com 05 September 2013  |  15:58 WIB
Importir Kedelai Bantah Lakukan Kartel

Bisnis.com, JAKARTA—Importir membantah melakukan praktek kartel pedagangan kedelai seiring dengan kenaikan harga bahan baku utama tahu dan tempe ini di tingkat perajin.

Direktur PT FKS Multi Agro Kusnarto mengatakan pembebasan kuota importasi oleh pemerintah membuat semua perusahaan yang berkompeten bisa mengajukan izin impor.

“Dengan perdagangan bebas seperti itu mana mungkin melakukan kartel,” kata Kusnarto seusai public hearing di Gedung Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Kamis (5/9/2013).

Dia menambahkan kenaikan harga ini lebih disebabkan adanya pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan anomali cuaca di Negeri Paman Sam. Importir biasanya membeli kedelai dalam mata uang dolar AS dan menjual menggunakan rupiah.

Kusnarto mengungkapkan selama ini pihaknya mendapatkan dana yang digunakan untuk membeli kedelai berasal dari hutang dalam mata uang dolar AS.

Pihaknya membayar dana hutang tersebut yang diambil dari kenaikan harga penjualan kedelai ke kelompok perajin dalam negeri.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga merasa kesulitan bila kurs rupiah ini terus melemah.

Harga kedelai yang dibeli dari AS akan terus lebih besar dari pendapatan dari hasil penjualan kedelai di dalam negeri.

PT FKS Multi Agro, paparnya, telah mendatangkan kedelai dari AS sebanyak 450.000 ton selama periode Januari-Agustus 2013.

Pihaknya telah mengantongi izin impor dari Kementerian Perdagangan sebesar 200.000 ton.

Dia akan kembali mengajukan tambahan volume impor jika terdapat kenaikan permintaan hingga akhir tahun. Pihaknya akan menjual dengan harga Rp8.900 per kg seperti dilakukan saat ini.

 “Kurang lebih harganya sama [Rp8.900 per kg] dengan saat ini jika kurs stabil. Depresiasi rupiah yang terjadi menyebabkan harga naik dari Rp7.200 per kg pada Juli lalu menjadi hampir Rp9.000 per kg,” ujarnya.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kedelai kartel importir
Editor : Rustam Agus

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top