Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Neraca Perdagangan, BUMN Diminta Tunda Impor Barang Modal

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perdagangan akan meminta BUMN untuk menunda impor barang modal dengan nilai besar guna mengurangi beban defisit neraca perdagangan.

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perdagangan akan meminta BUMN untuk menunda impor barang modal dengan nilai besar guna mengurangi beban defisit neraca perdagangan.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan akan melakukan pembicaraan dengan BUMN untuk menjadwalkan ulang terkait dengan importasi barang modal yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

“Saat ini kami sedang melakukan pembicaraan intensif dengan BUMN. Importasi besar seperti pesawat terbang, lokomotif, dan mesin-mesin yang harganya mahal agar ditunda dulu,” kata Bayu seusai rapat pangan di kantor Kementerian Perekonomian, Rabu (4/9/2013).

Dia menambahkan barang-barang tersebut membebani defisit neraca perdagangan yang terjadi pada Juli 2013. Penundaan ini hendaknya bisa dilakukan apabila barang tersebut tidak mendesak.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) necara perdagangan Indonesia mencapai US$2,31 miliar pada Juli 2013. Angka ini memecahkan rekor defisit neraca perdagangan pada Oktober 2012 sebesar US$1,88 miliar.

Adapun, defisit neraca perdagangan pada periode Januari-Juli 2013 yang sebesar US$5,65 miliar telah memecahkan rekor periode Januari-Juni 2013 yang hanya US$3,31 miliar. Angka ini bisa dikatakan yang tertinggi sepanjang sejarah Tanah Air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper