Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar berimbas kepada penyesuaian anggaran PT Newmont Nusa Tenggara untuk mempertahankan target produksi.
Kepala korporat komunikasi NNT Rubi Purnomo mengatakan meski rupiah melemah, mereka menggunakan cara tertentu untuk tetap memenuhi target produksi. Cara itu adalah mengurangi biaya-biaya yang kurang efektif untuk perusahaan.
"Hingga saat ini, produksi sesuai target. Sehingga belum ada perubahaan apapun," ujarnya hari ini, Rabu (4/9/2013).
Dia menjelaskan dampak melemahnya mata uang dalam negeri atau inflasi tidak berpengaruh pada produksi mereka.
Petambangan merupakan bisnis dengan perencanaan panjang. Oleh karena itu, tuturnya, permasalahan ekonomi terutama dalam skala makro seperti nilai rupiah, hanya berimbas ke penghematan biaya keseluruhan.
Dia mengatakan, penghematan biaya ini berkaitan satu sama lain dari berbagai sektor. Karena desakan oleh Newmont pusat. Penyesuaian ini telah berlaku dari tahun lalu.
Target produksi konsentrat NNT tahun ini sebesar 192 juta pound tembaga. Perusahaan ini juga menargetkan sebesar 65.000 troy ounce emas dan 400.000 troy ounce perak.
Perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut masih menghentikan tambang di Elang Dodo Rinti, menjadi lebih fokus untuk eksploitasi di lokasi tambang Bukit Hijau.
Mengenai renegosiasi kontrak karya, Newmont masih tetap optimis pada akhir tahun ini akan selesai. Oleh karena itu, mereka belum memberi pernyataan apapun mengenai renegosiasi ini termasuk pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian.