Bisnis.com JAKARTA – Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi belum ampuh mengerem impor minyak dan gas, terlihat dari nilai impor migas Juli yang justru naik 17,17% dari realisasi Juni menjadi US$4,14 miliar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diumumkan Senin (2/9), impor itu terdiri atas minyak mentah US$1,18 miliar atau naik 5,44%, hasil minyak US$2,74 miliar atau naik 24,83% dan gas US$223,2 juta atau naik 0,54%.
Dari segi volume, impor migas Juli tercatat 4,67 juta ton atau naik 15,59% dari realisasi Juni.
Padahal pemerintah sebelumnya berjanji kenaikan harga BBM bersubsidi akan menekan konsumsi masyarakat dan selanjutnya menurunkan impor minyak.
BPS menduga impor yang tetap tinggi ini dilakukan untuk persiapan menghadapi kebutuhan BBM yang biasanya meningkat selama arus mudik dan balik Lebaran.
“Bahkan, kami memprediksi sampai Agustus impor minyak belum akan turun drastis karena separuh Agustus masih masuk arus mudik dan balik,” ujar Kepala BPS Suryamin. (ra)