Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2013 menyempit menjadi 3,4% dari produk domestik bruto.
Pada kuartal sebelumnya, defisit transaksi berjalan mencapai US$9,8 miliar atau 4,4% dari PDB. “Defisit terutama berasal dari neraca perdagangan migas, sehubungan dengan masih tingginya impor minyak untuk konsumsi dalam negeri,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah dalam siaran pers, Jumat (30/8/2013).
Prediksi ini berbeda dengan pernyataan Deputi Gubernur BI Perry Wardijo yang sebelumnya menyebutkan defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2013 hanya 2,7% dari PDB.
Menanggapi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro berpendapat realisasi bisa saja berbeda dari perkiraan. “Sekarang itu (perkembangan ekonomi) bisa berubah setiap saat,” katanya.
Meskipun lebih lebar dari prediksi sebelumnya, menurut Bambang, perkiraan itu mencerminkan perbaikan dari kondisi kuartal II/2013.
Berbeda dengan BI, Bambang berpendapat defisit pada kuartal III/2013 tidak lagi berasal dari tekanan impor migas, tetapi ekspor yang belum pulih dalam waktu cepat karena permintaan global masih lemah.