Bisnis.com, JAKARTA—Maskapai penerbangan terbesar Hong Kong, Cathay Pasific Airways menyatakan bahwa membiarkan maskapai asing untuk menggarap hak terbang dari kota itu akan merusak perekonomian meski perusahaan ventura Qantas Airways telah mengajukan diri untuk beroperasi dari pusat keuangan Asia tersebut.
Cathay akan menyampaikan tanggapannya kepada pemerintah dalam dua pekan ini terkait aplikasi dari Jetstar Hong Kong untuk beroperasi di kota tersebut, menurut pernyataan dari perusahaan iotu sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (26/8/2013).
Permohonan terbang dari Jetstar Hong Kong, yang sebagian sahamnya dikuasai Qantas dan China Eastern Airlines Corp., diumumkan dalam satu media lokal milik pemerintah.
“Jetstar Hong Kong merupakan maskapai penerbangan franchise yang dikuasai oleh Jetstar Australia dan iduk usahanya, Qantas Airways," menurut pernyataan Cathay.
Memberikan sebagian hak terbang Hong Kong ke tangan maskapai yang dikusai asing dinilai akan merusak industri penerbangan lokal dan perekonomkian Hong Kong, menurut dokumen itu.
Disebutkan juga bahwa tidak ada maskapai penerbangan berbiaya murah (budget airline) yang punya basis di Hong Kong dan masuknya Jetstar akan menantang dominasi Cathay di kota itu.
Maskapai penerbangan yang jadi ikon Hong Kong itu menguasai 50% hak terbang dari kota itu. (ra)