Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Harus Inklusif

Bisnis.com,  JAKARTA – Asumsi pertumbuhan ekonomi 6,4% pada 2014 belum inklusif karena tidak menjabarkan target penurunan angka kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan pemerataan pendapatan.

Bisnis.com,  JAKARTA – Asumsi pertumbuhan ekonomi 6,4% pada 2014 belum inklusif karena tidak menjabarkan target penurunan angka kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan pemerataan pendapatan.

Tujuan utama pembangunan nasional Indonesia adalah untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, yaitu pertumbuhan yang memiliki basis luas, terdapat di berbagai provinsi dan dapat mengurangi ketidaksetaraan pendapatan.

Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2014, pemerintah hanya berharap tingkat pengangguran terbuka turun ke kisaran 5,6%-5,9% dan angka kemiskinan 9%-10%.

Bahkan dalam tahun terakhir program kerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014, pemerintah tak menetapkan target penurunan Rasio Gini sebagai refleksi pemerataan pendapatan. Rasio Gini adalah salah satu ukuran ketimpangan pendapatan penduduk secara menyeluruh. 

Melihat perkembangan terakhir yang menyebutkan tingkat pengangguran terbuka masih 5,92% hingga Februari 2013, angka kemiskinan masih 11,37% sampai Maret 2013 dan Rasio Gini 0,41,  target RPJMN agaknya sulit tercapai pada 2014.

Padahal, kebijakan fiskal dalam RAPBN-P 2014 diarahkan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan melalui pelaksanaan kebijakan fiskal yang sehat dan efektif.

Ada sepuluh direktif Presiden yang disampaikan pada Raker dengan Menteri, Gubernur, Ekonom dan Teknolog di Istana Tampak Siring 2010, yakni:


1. Ekonomi Harus Tumbuh Lebih Tinggi
2. Pengangguran Harus Menurun Dengan Menciptakan Lapangan Kerja Yang Lebih Banyak
3. Kemiskinan Harus Makin Menurun
4. Pendapatan Per Kapita Harus Meningkat
5. Stabilitas Ekonomi Terjaga
6. Pembiayaan (Financing) Dalam Negeri Makin Kuat dan Meningkat
7. Ketahanan Pangan dan Air Meningkat
8. Ketahanan Energi Meningkat
9. Daya Saing Ekonomi Nasional Menguat dan Meningkat
10. Kita Perkuat “Green Economy” (Ekonomi Ramah Lingkungan)

Anggota parlemen menilai pemerintah tak mampu mengejawantahkan pertumbuhan inklusif yang dimaksud. Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Satya Yudha, mengemukakan pertumbuhan ekonomi 6,4% yang ditargetkan pada 2014 tidak ada artinya jika pemerintah tidak memiliki langkah yang jelas untuk mempersempit jurang pendapatan.

“Belum dinyatakan secara terbuka soal gini rasio yang ada. Dari gini rasio inilah, sebetulnya kita bisa melihat seperti apa penyebaran pertumbuhan ekonomi tersebut, seberapa kesenjangan antara si kaya dan si miskin,” katanya di sela penyampaian pandangan umum fraksi terhadap RAPBN 2014, Selasa (20/8/2013). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper