Bisnis.com, Dubai - Pemerintah Yaman menemukan fakta kelompok Al-Qaeda berencana menguasai fasilitas pelabuhan di selatan Provinsi Hadramut setelah Amerika Serikat dan Inggris mendesak warga negara mereka untuk meninggalkan negara tersebut.
Rajeh Badi, penasihat Perdana Menteri Yaman Mohamed Salem, mengatakan kelompok militan Islam dilarang menyerang terminal ekspor minyak Al-Dhabah, di mana di tempat itu banyak warga asing terutama Amerika Serikat dan Inggris bekerja.
Dia menambahkan, selain akan menguasai fasilitas pelabuhan, kelompok Al-Qaeda juga berencana untuk merebut kota pelabuhan Mukalla di Hadramut serta mengambil alih instalasi gas alam cair di Provinsi Shabwah.
"Situasi seperti ini membuat kami khawatir karena rencana dan serangan Al-Qaeda sangat beragam dan banyak," ujarnya seperti yang dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/8/2013).
Selama ini Yaman telah mengupayakan agar tidak ada ancaman dari militan Islam. Oleh karena itu, Pemerintah Yaman juga menutup kedutaan-kedutaan besar Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis agar ancaman Al-Qaeda tidak terlalu gencar.
Gurun pasir yang berada di negara-negara pegunungan di Timur Tengah menjadi arena perang antara penghasil minyak dan Al-Qaeda. Badi mengatakan, salah satu negara yang menjadi sasaran kelompok militan Islam tersebut adalah Arab Saudi, penghasil minyak terbesar di Dunia.