Bisnis.com, JAMBI - PT Pertamina EP mempertimbangkan untuk membawa minyak mentah dari stasiun pusat pemompaan produksi (SPPP) Tempino menuju Kilang Plaju dengan kapal tongkang.
Hal itu agar dapat memastikan ketahanan pasokan bahan bakar minyak di wilayah Sumatra bagian selatan.
Wiko Migantoro, Jambi Field Manager Pertamina EP, mengatakan penggunaan kapal tongkang menjadi alternatif yang dipertimbangkan setelah maraknya pencurian minyak mentah di pipa Tempino-Plaju.
Hingga saat ini, tingkat kehilangan minyak mentah yang dialirkan melalui pipa yang dikelola PT Pertagas itu mencapai 30%.
“Kami memikirkan menggunakan kapal tongkang untuk membawa minyak mentah dari SPPP Tempino menuju Kilang Plaju, tetapi tentu jumlah yang bisa dibawa itu terbatas,” katanya di Jambi, Jumat (2/8/2013).
Wiko mengungkapkan saat ini kapasitas SPPP Tempino hampir penuh, sehingga pihaknya harus cepat memikirkan cara membawa minyak mentah itu ke Kilang Plaju. Awalnya, Pertamina EP berencana menghentikan produksi sumur migas di Tempino dan Bentayan.
Langkah tersebut, menurut Wiko, kurang efektif karena memerlukan proses yang panjang dan akan menambah investasi saat memulai kembali produksi dari sumur yang telah dihentikan tersebut.
Dia menyebutkan pada periode Januari-Juli 2013, pencurian minyak mentah di pipa Tempino-Plaju telah mengakibatkan kerugian 279.000 barel. Bahkan, pada 22 Juli 2013 pencurian minyak mencapai 52.000 barel dalam 1 hari.
“Kerugian akibat pencurian minyak ini mencapai 1.400 barel per hari, makanya kami mulai menghentikan pemompaan melalui pipa itu sejak 25 Juli 2013. Percuma kami alirkan minyak kalau tingkat kehilangannya 40% dari total minyak yang dialirkan,” tuturnya.
Jalur pipa minyak Tempino-Plaju merupakan jalur pipa yang dikelola oleh PT Pertagas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Pipa itu dioperasikan secara komersial sejak 17 Juli 2013 setelah melalui masa pra dan commissioning sejak 9 Juli 2013.
Jalur pipa tersebut menggantikan pipa lama yang sudah tidak aman untuk dioperasikan karena terlalu banyak mengalami kerusakan akibat aksi illegal tapping yang tidak bisa dikendalikan. Jalur pipa baru Tempino-Plaju dengan panjang aktual 260 km ditanam pada kedalaman 1,5-2 meter di bawah permukaan tanah.
Dengan kapasitas angkut 24.000 barel per hari, jalur pipa baru tersebut semula diharapkan dapat menghentikan aksi penjarahan minyak yang menghubungkan sekitar sembilan sumber minyak menuju Kilang Pertamina Refinery Unit III Plaju.