Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dinilai Gagal Akselerasi Jalan Tol

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah dinilai tidak becus menyelesaikan pembangunan berbagai ruas jalan tol penting, terutama di Pantura Jawa, yang sudah digembor-gemborkan sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden pada 2004.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah dinilai tidak becus menyelesaikan pembangunan berbagai ruas jalan tol penting, terutama di Pantura Jawa, yang sudah digembor-gemborkan sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden pada 2004.

Iskandar Abu Bakar, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), mengatakan molornya pembangunan jalan tol, salah satunya di jalur Pantura Jawa disebabkan karena kinerja pemerintah sampai saat ini hanya berkutat pada tingkat wacana.

"Kalau gak bisa kerja, lebih baik copot saja Menteri PU [Pekerjaan Umum]  dan Menhub-nya," ujarnya kepada Bisnis di sela-sela kegiatan diskusi Mewujudkan Transportasi Mudik Lebaran yang Manusiawi di Jakarta, Rabu (31/7/2013) petang.

Seperti diketahui, sejak terpilih pada 2004, Presiden SBY berjanji akan membangun 1.000 KM jalan tol. Namun, hingga saat ini pemerintah hanya bisa merealisasikan sekitar 10%.

Iskandar menambahkan pada periode kedua kepemimpinan SBY, menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II  yang bertanggung jawab pun belum bisa merealisasikan janji yang telah diucapkan tersebut.

"So apa kerjanya Menteri PU jika tidak bisa membebaskan tanah. Kalau pun memang tidak bisa, harus ada jalan keluar dong," ujarnya.

Menurut Iskandar, salah satu faktor kemacetan jalan raya disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah kendaraan dan infrastruktur yang ada. Apalagi, tambahnya, memasuki musim mudik Lebaran, jumlah kendaraan melonjak sementara akses jalan tidak pernah diperhatikan.

Dia menuturkan dengan melihat kondisi kesemrawutan transportasi tersebut, tidak heran apabila setiap tahun korban kecelakaan lalu lintas puluhan ribu jiwa.

“Sebenarnya rerata jumlah korban kecelakaan per harinya mencapai 85 jiwa, artinya korban meninggal per tahun mencapai puluhan  ribu,” ungkapnya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper