Bisnis.com--JAKARTA-- Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah, indeks kepercayaan konsumen Indonesia pun terus bertumbuh.
Berdasarkan data yang dirilis Lembaga Survei Nielsen, Indonesia masih menempati posisi teratas indeks kepercayaan di dunia pada kuartal II/2013 yakni sebesar 124 poin atau 30% di atas rata-rata global dengan indeks 94 poin.
Angka tersebut meningkat dua poin dibandingkan kuartal I/2013 yang mencapai 122 poin, sekaligus mengukuhkan posisi Indonesia sebagai peraih indeks konsumen tertinggi selama dua kuartal berturut-turut.
Survey yang dirilis Nielsen tersebut dilakukan secara online terhadap 29.000 responden yang memiliki akses internet di 58 negara, termasuk 500 responden Indonesia pada 13 Mei hingga 31 Mei.
Catherine Eddy, Managing Director Nielsen Indonesia mengatakan meningkatnya upah minimum secara signifikan pada awal tahun ini, ikut mendorong keyakinan masyarakat dengan masa depan serta kondisi keuangannya.
“Kami perkirakan kondisi tersebut akan terus berlanjut sepanjang tahun, namun kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM berpotensi bisa menurunkan tingkat konsumsi dan kepercayaan masyarakat,” ucapnya dalam konferensi pers, Rabu (24/7).
Dengan bertambahnya jumlah kekayaan tersebut, keinginan masyarakat untuk berbelanja atau memenuhi kebutuhannya pun semakin tinggi. Sebesar 60% yakin 12 bulan ke depan merupakan waktu yang baik atau sangat baik untuk berbelanja barang yang diinginkan dan dibutuhkan.
“Indonesia menempati posisi terdepan dalam keinginan berbelanja, mengalahkan Hong Kong (55%), India (53%), dan Filiphina (51%).
Bagi konsumen di Asia Tenggara termasuk Indonesia, liburan, wisata dan teknologi baru merupakan dua komponen yang paling banyak menghabiskan dana yang mereka keluarkan. Indonesia (42%) menempati posisi ketiga yang paling banyak mengeluarkan dana untuk liburan dan wisata setelah Singapura (47%), dan Malaysia (43%).
Begitu pula dengan pengeluaran untuk teknologi baru, Indonesia (31%) menempati posisi ketiga setelah Thailand (34%), dan Vietnam (32%).
Meski memiliki keinginan yang kuat untuk berbelanja, konsumen Indonesia juga mampu mengelola keuangan mereka secara baik, bahkan menempati posisi tertinggi. Dengan 7 dari 10 konsumen (71%) menabung dana cadangan mereka. Angka tersebut 24 poin di atas rata-rata global 47%.
“Investasi di Indonesia memang selalu bagus, 33% konsumen Indonesia menggunakan dana cadangan untuk berinvestasi, sementara konsumen global hanya 19%,” terangnya.