Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kertas Menyusut, Ini Rencana Bisnis Raja Garuda Emas

Bisnis.com, PELALAWAN--Kelompok bisnis Raja Garuda Emas (RGE), kelompok bisnis milik taipan Sukanto Tanoto, bakal memfokuskan investasinya di sektor pulp dan minyak sawit.

Bisnis.com, PELALAWAN--Kelompok bisnis Raja Garuda Emas (RGE), kelompok bisnis milik taipan Sukanto Tanoto, bakal memfokuskan investasinya di sektor pulp dan minyak sawit.

Anderson Tanoto, anak bungsu Sukanto Tanoto, mengatakan investasi di industri kertas harus semakin hati-hati karena digitalisasi dan konsep paperless semakin kuat tahun ke tahun.

"Investasi di kertas harus semakin hati-hati. Namun, kami akan terus investasi di sektor pulp dan sawit dalam 3-5 tahun ke depan," ujarnya saat berbincang dengan wartawan, Selasa petang (23/7/2013).

Anderson menambahkan saat ini permintaan kertas dari beberapa negara konsumen besar seperti China dan Eropa sedang mengalami pelemahan. Adapun Indonesia masih menjadi pasar yang besar bagi produk kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper yang berada di bawah bendera RGE.

Masih tingginya permintaan kertas di Indonesia, lanjutnya, bisa dilihat dari konsumsi kertas per kapita per tahun yang hanya di level 12-15 kilogram. Angka tersebut jauh di bawah konsumsi kertas per kapita di Amerika Serikat yang mencapai 250 kilogram per kapita per tahun.

Selain menghadapi pelemahan permintaan, grup RGE juga dihadapkan pada semakin banyaknya produsen kertas.

"Di China saja ada 30 lebih produsen kertas. Persaingan di sana sangat kompetitif dan marginnya juga sangat tipis," terangnya.

Merujuk hal tersebut, lanjutnya, RGE akan menggenjot produksi bubur kertas. Pasalnya, produk tersebut bukan hanya bahan baku dari kertas, melainkan berbagai produk turunan lainnya.

Sebagai tambahan informasi, saat ini RGE memiliki beberapa perusahaan pulp yang beroperasi di berbagai negara. Di Indonesia, produksi pulp dijalankan oleh APRIL dengan kapasitas produksi 2,8 juta ton per tahun.

Sementara itu, produksi pulp di Negeri Tirai Bambu dijalankan oleh Asia Symbol. Kapasitas produksi perusahaan yang berdiri sejak 2005 tersebut mencapai 1,5 juta ton per tahun.

"Untuk tahun ini, fokus investasi RGE akan lebih besar di Indonesia karena ekonomi Cina sedang melambat. Selain itu, kami juga akan investasi besar di Kanada untuk sektor LNG (Liquified Natural Gas)," ungkapnya.

Anderson menjelaskan pilihan untuk memfokuskan investasi di Indonesia dilandasi beberapa pertimbangan. Menurutnya, aspek demografi membuat Indonesia memiliki keunggulan dari sisi ketersediaan tenaga kerja di usia produktif.

Posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, lanjutnya, menciptakan pasar yang luas bagi produk-produk RGE.

Dua aspek tersebut diperkuat dengan ketersediaan Sumber Daya Alam yang melimpah dan keunggulan komparatif Indonesia sebagai negara tropis yang cocok untuk menanam akasia sebagai bahan baku bubur kertas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper