Bisnis.com, JAKARTA - PT Express Transindo Utama Tbk (Express Group) menetapkan kenaikan tarif baru taksi reguler 20% menjadi Rp 6.000 untuk awal, Rp 3.000 setiap kilometer, dan tarif tunggu per jam menjadi Rp 36.000 mengikuti ketentuan yang di keluarkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Dengan penetapan tersebut, 'tarif bawah' yang selama ini menjadi andalan Taksi Express tidak lagi berlaku lantaran kompetitornya, Blue Bird Group (Blue Bird dan Pusaka) tetap menggunakan tarif lama, yakni Flagg Fall Rp 6.000, per kilometer Rp 3.000, dan waktu tunggu Rp 30.000 per jam.
Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Trasindo, mengatakan tarif baru yang ditetapkan telah diupayakan agar tidak melebihi kenaikan BBM dan juga ketetapan dari pemerintah.
Adapun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta Organda telah mengumumkan kenaikan tarif angkutan umum pada 24 Juni lalu. Penyesuaian tarif tersebut diputuskan dari hasil pembicaraan dan kesepakatan antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Organisasi Angkutan Daerah (Organda) dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) seiring dengan penaikan harga BBM beberap waktu lalu.
"Pada dasarnya kami mengikuti kebijakan tersebut dan kami perlu waktu untuk menghitung persentase kenaikannya [tarif taksi reguler] dengan memperhatikan kepentingan pelanggan, kesejahteraan mitra pengemudi dan juga kinerja perusahaan, sebelum akhirnya memutuskan mengikuti ketetapan tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/7/2013).
Dia menambahkan selain mengikuti ketentuan dari Pemrov DKI Jakarta, pihaknya juga mempertimbangkan skema kemitraan dengan pengemudi. Di mana beban operasional termasuk bahan bakar ditanggung oleh mitra pengemudi, sehingga kenaikan harga BBM berdampak pada beban yang harus ditanggung mitra pengemudi Express dan pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka.
"Penyesuaian tarif kali ini, sudah kami teliti dengan seksama, sembari mempertimbangkan kenaikan beban operasional yang harus ditanggung oleh mitra pengemudi kami. Skema kemitraan Express menganggap pengemudi kami sebagai mitra dengan program kepemilikan mobil dan konsep setoran tetap. Kenaikan BBM mempengaruhi pendapatan mitra pengemudi kami, untuk itu penyesuaian tarif akan memberi dampak positif terhadap hal tersebut,” terang Herwan.