Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Batasi Impor, Ekspor CP Prima Terganjal

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan perikanan PT Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk harus menunda pengiriman udang, dan menegosiasiasikan kontrak baru akibat pemberlakuan pembatasan impor sementara terhadap ikan dan produk perikanan Indonesia oleh

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan perikanan PT Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk harus menunda pengiriman udang, dan menegosiasiasikan kontrak baru akibat pemberlakuan pembatasan impor sementara terhadap ikan dan produk perikanan Indonesia oleh pemerintah Federasi Rusia.

Head of Corporate Communication PT Central Proteinaprima Tbk. George Basoeki menuturkan pihaknya berharap pembatasan impor sementara dapat segera dicabut. Pasalnya, perusahaan terpaksa menunda ekspor produk udang ke Rusia. 

"Sementara kita harus hold shipment kita ke Rusia. CP Prima berharap agar suspensi ini bisa segera diangkat," kata George dalam surat elektronik kepada Bisnis, Senin (15/7/2013). 

George menuturkan sebagian produk sudah terkirim ke Rusia sebelum adanya suspensi. Namun, pengiriman selanjutnya harus menunggu pencabutan suspensi oleh Federal Service for Veterinary and Phytosanitary Surveillance Rusia (Rosselkhoznadzor).

Sesuai kontrak dengan buyers, George enggan mengungkapkan berapa volume ekspor CP Prima ke negara pecahan Uni Soviet itu.

"Untuk pengiriman kloter selanjutnya, kita masih menunggu suspensi tersebut diangkat. Dan untuk sementara, negosiasi kontrak baru juga dihentikan sambil menunggu," ujarnya. 

George menambahkan saat ini pasar udang sedang bagus. Pasalnya, secara global terjadi kekurangan suplai akibat penyakit early moratality syndrome yang menyerang tambak udang di Thailand, Vietnam, China, dan Malaysia. 

"Amerika, Eropa dan Jepang semuanya aktif untuk summer sales dan persiapan untuk year end sales di negara masing-masing. Secara volume kita sudah aman untuk 3-4 bulan penjualan ke depan," pungkasnya. 

CP Prima merupakan satu dari 20 perusahaan yang aktif melakukan eksportasi produk perikanan ke Rusia. Adapun total ekspor Indonesia ke Rusia porsinya hanya 0,56% dari volume 1,2 juta ton pada 2012. 

Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Narmoko Prasmadji mengatakan pihaknya akan membuktikan bahwa tudingan Rusia terkait kualitas produk perikanan Indonesia tidak tepat. 

"Mereka tidak kasih bukti yang konkret, tetapi mengatakan produk kita ada yang mengandung radioaktif dan chemical toxic seperti arsenik, formalin, nitrogen dan seterusnya. Kalau kita harus lakukan uji di lab kita, ini sangat mahal," kata Narmoko. 

Kendati menilai tudingan Rusia mengada-ngada dan tidak berdasar, BKIPM berkomiten untuk meningkatkan kualitas produk perikanan melalui pemeriksaan mutu dan uji laboratorium yang lebih optimal.

Narmoko mengakui kualitas laboratorium BKIPM di daerah bervariasi karena berada di bawah kewenangan dan pembinaan Pemerintah Daerah. 

"Perusahaan seperti CP Prima ini kan besar dan sudah merapkan good aquaculture practices tidak mungkin main-main dengan udang budidayanya," imbuhnya. 

Perusahaan yang siap dengan kualitas dan memiliki pasar yang besar di Rusia akan didahulukan untuk didaftarkan sebagai perusahaan yang mendapat persetujuan ekspor ke Rusia dari BKIPM. Narmoko optimistis suspensi dari Rusia hanya bersifat sementara. Namun dia mengakui, timbulnya masalah ini bukan hanya berasal dari sisi teknis, tetapi juga politik dagang bilateral. 

Selain Indonesia, Rusia juga menerapkan suspensi impor sementara untuk produk perikanan asal Norwegia dan Spanyol yang memiliki kualitas dan teknologi perikanan yang lebih canggih.

Ekspor udang dari Indonesia ke Federasi Rusia

Tahun

Nilai (US$ juta)

2008

6,99

2009

7,74

2010

5,40

2011

5,47

2012

7,73

Jan-April 2013

2,60

 Sumber: Kemendag, 2013. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper