Closing Ceremony Festival Jakarta Great Sale 2013
Bisnis.com, JAKARTA - Omzet yang berhasil diraih dalam penyelenggaraan Festival Jakarta Great Sale 2013 mencapai Rp11,86 triliun, angka tersebut meningkat 10,84% dibandingkan dengan perolehan pada tahun sebelumnya Rp10,7 triliun atau lebih tinggi Rp60 miliar dari target yang dipatok Rp11,8 triliun.
Ketua Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2013 Handaka Santoso mengatakan perolehan tersebut tidak lepas dari kerjasama semua pihak terutama dari 74 pusat perbelanjaan/mall/trade center yang ikut serta dalam event tahunan ini. Termasuk juga para tenant dan para peritel yang telah memberikan diskon hingga 70% bahkan mencapai 80% pada penyelenggaraan midnight sale.
"Di tengah kondisi perekonomian yang seperti ini, adanya kenaikan BBM, dan BI rate, ternyata tidak terlalu mempengaruhi keinginan masyarakat untuk berbelanja sehingga event ini bisa mencapai omzet Rp11,86 triliun, lebih tinggi sedikit dari target," ucapnya usai penutupan FJGS 2013, Minggu (14/7/2013).
Sekitar 70% dari perolehan omzet tersebut dikontribusikan dari penjualan ritel, terutama produk fesyen, sementara sisanya berasal dari jasa lainnya seperti penerbangan, spa, dan lainnya.
Direncanakana tahun depan, FJGS tidak hanya sekedar menjadi event di Jakarta tetapi sudah meluas menjadi Java Great Sale, namun rencana tersebut harus disertai dengan koordinasi dari dari para pemangku kepentingan di daerah.
"Kami rencananya akan meningkatkan tahun depan menjadi Java Great Sale tetapi harus panggil perwakilan daerah untuk mempertanyakan kesanggupannya," tuturnya.
Ditargetkan tahun depan perolehan omzet dari FJGS bisa meningkat sekitar 10% hingga 15% dari peroleh tahun ini. Namun untuk itu diperlukan kerja sama dengan semua pihak terutama pemerintah daerah.
Sementara itu, Wakil Sekjen Aprindo Satria Hamid Ahmadi berharap pada penyelenggaraan FJGS tahun depan, pemerintah dapat ikut serta mendukung program ini, misalnya dalam hal pendanaan dari APBD. Sebab acara ini juga diselenggarakan untuk mempromosikan Jakarta sebagai surga belanja.
"Pemerintah DKI Jakarta harus dapat melihat potensi wilayah Jakarta dan ikut serta mendukung program ini karena persaingan saat ini bukan lagi antara daerah tetapi sudah antar kota dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura," tuturnya.
Hal yang tidak kalah penting adalah dukungan pajak reklame 0% yang saat ini 25% sebab dengan semakin banyak pemasangan iklan, masyarakat akan semakin mengetahui program tersebut.
"Program ini juga harus dimaksimalkan tidak hanya sale tetapi juga ada paket tur wisata sehingga dapat menarik wisman dan wisnus."
