Bisnis.com, JAKARTA-- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mimika, Papua, memastikan penerbangan perintis rute Timika-Potowayburu di Distrik Mimika Barat Jauh akan dibuka kembali mulai Selasa (16/7/2013), setelah ditutup selama 5 pekan akibat blokade lapangan terbang yang dilakukan warga setempat.
John Rettob, Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dishubkominfo Kabupaten Mimika, mengatakan pembukaan kembali penerbangan perintis Timika-Potowayburu setelah warga setempat memberikan jaminan tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Potowayburu.
"Masyarakat sudah memberikan jaminan, demikian juga dengan aparat pemerintah di Distrik Mimika Barat Jauh dan Polsek setempat," ujarnya, Minggu (14/7/2013).
Menurut dia, penerbangan perintis rute Timika-Potowayburu-Kaimana dan sebaliknya dilayani sekali dalam sepekan menggunakan maskapai Trigana Air.
"Terkait persoalan uang ganti rugi tanah Bandara Potowayburu kepada warga yang mengaku sebagai pemilik hak ulayat, itu sudah disampaikan kepada Bupati Mimika Abdul Muis," ungkapnya kepada Antara.
Adapun, penutupan sementara penerbangan perintis Timika-Potowayburu bermula saat pesawat Trigana Air mendarat di lapangan terbang Potowayburu pada Selasa (28/5/2013). Saat itu, warga Kampung Potowayburu yang mengaku sebagai pemilik ulayat tanah di bandara memblokade landas pacu. Akibatnya, pesawat Trigana Air tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Kaimana.
Setelah proses negosiasi alot selama tiga jam, masyarakat akhirnya mengizinkan pesawat Trigana Air melanjutkan penerbangan ke Kaimana. Insiden itu mengakibatkan pilot pesawat Trigana Air mengalami trauma psikologis dan tidak bersedia lagi melayani rute penerbangan Timika-Potowayburu.
Lapangan terbang Potowayburu awalnya dikerjakan oleh PT Djayanti Grup, perusahaan pemegang HPH yang dulunya beroperasi di wilayah Potowayburu. Pekerjaan lapangan terbang Potowayburu dilanjutkan oleh pemerintah setelah melakukan negosiasi dengan PT Djayanti Grup di Jakarta pada 2003 lantaran perusahaan tersebut menghentikan operasionalnya.
Saat mulai dioperasikan pada 2005, lapangan terbang Potowayburu memiliki panjang 600 meter dan lebar 18 meter dengan konstruksi bebatuan. Saat ini lapangan terbang Potowayburu memiliki panjang 850 meter dan lebar 18 meter dengan konstruksi aspal.
Berdasarkan data yang ada pada Kantor Distrik Mimika Barat Jauh, tanah lapangan terbang Potowayburu telah diserahkan oleh masyarakat setempat ke pemerintah untuk dibangun lapangan terbang. Namun saat ini masyarakat Potowayburu kembali menuntut pembayaran ganti rugi hak ulayat atas tanah lapangan terbang Potowayburu.
Blokade Bandara Dibuka, Trigana Air Layani Lagi Rute Timika-Potowayburu
Bisnis.com, JAKARTA-- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mimika, Papua, memastikan penerbangan perintis rute Timika-Potowayburu di Distrik Mimika Barat Jauh akan dibuka kembali mulai Selasa (16/7/2013), setelah ditutup selama 5 pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium