Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Tak Akan Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengakui kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 6,5% akan mengerem laju investasi, tetapi tidak berpengaruh secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengakui kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 6,5% akan mengerem laju investasi, tetapi tidak berpengaruh secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan M. Chatib Basri masih optimistis terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5% hingga akhir tahun yang diyakini mampu mengompensasi perlambatan pertumbuhan investasi.

“Mungkin (kenaikan BI rate) sedikit banyak akan ada pengaruhnya ke investasi saya kira. Tapi kita harus melihat pertumbuhan ekonomi dari semua komponen. Porsi yang paling besar dalam pertumbuhan ekonomi kita adalah konsumsi rumah tangga 55%,”ujarnya, Jumat (12/7/2013).

Adapun investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang hanya memberikan andil 25% terhadap produk domestik bruto (PDB) tidak akan berpengaruh signifikan meskipun melambat.

Laju pertumbuhan PMTB yang melambat menjadi 6,9% dalam APBN-P 2013 dari 9,81% pada 2012 sudah memperhitungkan situasi makro, termasuk kenaikan BI rate dan penurunan belanja modal pada swasta. 

Pernyataan Chatib menjawab kekhawatiran sejumlah ekonom yang pesimistis terhadap kenaikan BI rate hingga 50 basis poin karena memberikan sinyal kepada investor akan adanya pengetatan moneter.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pertumbuhan investasi pada kuartal III/2013 akan melambat dibanding kuartal sebelumnya karena investor menarik modalnya keluar (capital outflow) menyusul sentimen negatif karena pengetatan moneter.

Chatib tak terlalu merisaukan efek itu karena sepanjang ekspektasi inflasi dapat dikelola, daya beli masyarakat masih tinggi sehingga konsumsi rumah tangga tetap tumbuh.

Padahal, kenaikan BI rate membuat perusahaan multifinance berancang-ancang mengerek bunga kredit kendaraan bermotor. Artinya, konsumsi masyarakat pun berpotensi menurun.

Nggak dong, nggak ada hubungan, karena kalau BI rate dinaikkan, maka inflasinya diredam. Kalau inflasi diredam, daya beli masyarakatnya naik,” ujar Chatib.

Padahal, Purbaya mengingatkan kenaikan BI rate saat ini tidak akan efektif meredam inflasi mengingat inflasi yang terjadi saat ini dilatarbelakangi oleh guncangan pada sisi suplai yang mengakibatkan kenaikan ongkos produksi dan mengerek kenaikan harga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper