Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan pengerjaan proyek tahap pertama jalan tol trans Sumatra akan ditangani oleh BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh negara.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pemerintah memutuskan untuk segera merealisasian pembangunan 4 ruas dalam tahap pertama proyek tol trans Sumatra yang keseluruhannya memiliki 23 ruas.
Dia menjelaskan pengerjaan proyek tahap pertama dengan estimasi total Rp31,5 triliun tersebut akan diserahkan kepada BUMN yang 100% sahamnya dimiliki negara.
“ke-23 ruas tersebut sangat layak secara ekonomi, tetapi tidak layak secara finansial. Oleh karena itu kita memberikan penugasan untuk pengerjaannya kepada BUMN yang 100% sahamnya milik negara,” ungkapnya seusai rapat koordinasi mengenai jalan tol Trans Sumatera yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, (11/7/2013).
Terkait dengan permasalah lahan, Djoko menuturkan, BUMN yang akan menangani pembangunan proyek tersebut akan ditugaskan untuk menyelesaikannya. Sebab tanah dari ke-4 ruas tersebut kebanyakan melewati perkebunan yang dimiliki oleh BUMN.
“Lahan masih dalam proses [pembebasan], tapi BUMN harus bisa menyelesaikan dengan segera. Menurut Pak Menteri BUMN akan dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat,” imbuhnya.
Lebih lanjut Djoko menuturkan tahap pra-feasibilty study dan feasibilty study proyek tol dengan panjang keseluruhan jalan mencapai 2700km tersebut telah dilakukan oleh Kementerian PU.
“Untuk itu gound breaking tahap pertama direncanakan pada September atau Oktober 2013. Paling akhir pada awal 2014,” tegasnya.
Empat ruas dalam tahap pertama tol trans Sumatra tersebut adalah ruas Medan-Binjai sepanjang 16,8 km dengan estimasi total biaya investasi sekitar Rp2 triliun, ruas Pekanbaru-Dumai 135 km dengan investasi Rp14,7 triliun, Palembang-Indralaya dengan panjang 22 km dengan biaya mencapai Rp1 triliun dan Bahauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 km serta investasi sekitar Rp13,8 triliun.
Jalan tol yang menghubungkan Aceh-Lampung dan masuk dalam masterplan Asean Connectivity ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2020 dengan perkiraan total investasi keseluruhan mencapai Rp355 triliun.