Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Serat Sintetis Semester I/2013 Stagnan

Bisnis.com, JAKARTA - Volume produksi serat sintetis atau poliester (polyester staple fiber/PSF) sepanjang semester I/2013 stagnan jika dibandingkan dengan semester I/2012 yakni 275.000 ton.

Bisnis.com, JAKARTA - Volume produksi serat sintetis atau poliester (polyester staple fiber/PSF) sepanjang semester I/2013 stagnan jika dibandingkan dengan semester I/2012 yakni 275.000 ton.

Adapun, kondisi ekonomi lesu yang melanda Eropa dan Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor produsen dalam negeri menjadi penyebab.

Sekjen Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta menyebutkan sepanjang semester I/2013, permintaan dari Amerika Serikat tumbuh tapi tidak signifikan yakni hanya 1%, sementara permintaan asal Eropa justru merosot hingga 20%-30%. 

"Pada semester I/2013, produksi serat sintetis asal China masih mendominasi. Itu stok dari produksi tahun lalu yang dihabiskan. Jadi, produksi dalam negeri kena imbasnya," ujar Redma saat dihubungi Bisnis, Kamis (11/7/2013).

Meski demikian, Redma optimistis produksi poliester dalam negeri pada semester II/2013 akan meningkat hingga 325.000 ton, hingga total produksi hingga akhir tahun mampu mencapai 600.000 ton. Target ini melampaui jumlah produksi sepanjang tahun lalu yang hanya 556.000 ton. 

Pada semester II/2013, Redma menggantungkan nasib volume produksi pada konsumsi domestik untuk menopang pencapaian target tahun ini. Dia menuturkan pada tahun ini permintaan domestik masih cukup baik yakni 6,6 kg per kapita dibandingkan dengan tahun lalu, 6,3 kg per kapita.

Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan penaikan upah buruh dia nilai masih mampu menopang daya beli masyarakat terhadap produk tekstil. Namun, dengan catatan pemerintah mampu menekan dampak penaikan harga BBM terhadap harga kebutuhan pokok terutama makanan dan memproteksi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari serbuan importasi China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper