BISNIS.COM, JAKARTA—Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) menghimbau Ditjen Bea dan Cukai turun ke lapangan untuk melihat masalah stagnasi di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Depalindo Toto Dirgantoro menilai Bea Cukai terlalu naif dan hanya bisa menuduh serta tidak tahan koreksi.
Mestinya, kata dia, intansi itu lebih pro-publik dan menggenjot kinerjanya agar mendapat kepercayaan publik dan pelaku usaha di pelabuhan.
“Ini fakta, silahkan cross check sendiri di lapangan, tanyakan langsung ke petugas pengurus jasa kepabeanan di pelabuhan. Bagaimana kondisinya, ya memang Bea Cukai Priok kinerjanya sangat lamban,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Rabu (3/7/2013)
Depalindo, kata Toto, merupakan wadah resmi yang didirikan sejak 1976 dan kini beranggotakan 14 asosiasi termasuk asosiasi tekstil yang berfungsi mengurus keluhan anggotanya menyangkut permasalahan pelayaran, pungutan di pelabuhan termasuk didalamnya soal Bea Cukai dan karantina.
“Jadi sangat di sayangkan jika pejabat publik sampai tidak memiliki wawasan terhadap keberadaan shippers' yg selalu dilayani serta hambatan-hambatan yang ada.Apalagi pada saat ada kritikan atas pelayanan yang ada bukan mengajak duduk bersama mencari solusi tetapi defance ini tidak pantas dilakukan oleh pejabat publik di Era Reformasi dan keterbukaan
Toto berharap pemerintah dalam hal ini Presiden dan para menteri harus peka terhadap lemahnya pelayanan publik yang ada maka selayaknya harus di lakukan reformasi didalam Ditjen Bea dan Cukai untuk kebaikan bersama dan untuk kepentingan kemajuan perekonomian bangsa dengan menekan biaya tinggi logistik dan memangkas birokasi serta menghilangkan arogansi pejabat dan ego sektoral.