BISNIS.COM, JAKARTA- Program mobil murah dan ramah lingkungan dinilai akan menekan impor komponen serta mendorong investasi komponen di dalam negeri.
Terhitung sejak 2012 hingga kuartal I/2014, pemerintah memperkirakan akan ada investasi komponen hingga US$4,5 miliar.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan importasi komponen otomotif selalu meningkat setiap tahun.
Oleh karena itu, dengan adanya program mobil murah dan ramah lingkungan, pihaknya mengharapkan impor bisa ditekan.
Pasalnya, program mobil murah dan ramah lingkungan, atau biasa disebut mobil hijau, mengharuskan adanya 80% komponen dalam satu kendaraan diproduksi di dalam negeri.
“Ini kan membuat komponen itu dipaksa untuk diproduksi di dalam negeri. Harus ingat juga, komponen yang digunakan untuk mobil hijau ini bisa digunakan untuk mobil yang lain ya,” katanya, Rabu (3/7/2013).
Menurutnya, sepanjang 2012 hingga kuartal I 2014, diperkirakan ada investasi sekitar US$4,5 miliar dari perusahaan komponen asing dan lokal, mulai dari tier I hingga tier III di Indonesia. Pada 2012, tercatat ada sekitar 40 perusahaan yang masuk dan tahun ini diperkirakan akan bertambah 50 perusahaan.
Kemudian, awal tahun depan (kuartal I 2014) diprediksi bertambah sekitar 20 perusahaan. “Ini untuk tier I sampai tier III ya.”