BISNIS.COM, JAKARTA-Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Juni 2013 mencapai US$99,97 per barel atau naik US$0,96 per barel dibandingkan dengan ICP bulan sebelumnya yang mencapai US$99,01 per barel.
Seperti dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) diketahui kenaikkan ICP tersebut disebabkan menguatnya perekonomian dunia. Seperti, membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang ditandai dengan peningkatan pasar perumahan, dan menurunnya angka pengangguran.
Komaidi Notonegoro, pengamat energi ReforMiner Institute memperkirakan kenaikan ICP tahun ini tidak akan melampaui asumsi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 sebesar US$108 per barel, karena masih banyaknya stok energi yang dimiliki negara lain.
“Kalau dilihat saat ini kan stok migas Amerika Serikat masih lumayan banyak, sementara China dan India juga menurunkan permintaan batubaranya. Ini menjadi indikasi stok energinya masih lumayan besar,” katanya di Jakarta, Selasa (2/72013).
Dengan masih tersedianya stok energi di negara lain, maka permintaan di pasar internasional akan menurun. Dengan demikian, harga minyak mentah tidak akan mengalami kenaikkan yang signifikan dari harga saat ini.
Sementara itu, peningkatan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian Jepang. Hal itu ditandai dengan peningkatan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2013 Negara Sakura itu menjadi 1,5% dari yang sebelumnya 1,1%.
Selain itu, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) juga memperkirakan terjadi peningkatan permintaan minyak mentah dunia sepanjang 2013 sebesar 0,8 juta barel per hari, sehingga mencapai 90,2 juta barel per hari pada triwulan ketiga.
Proyeksi kenaikan itu disebabkan oleh naiknya permintaan minyak mentah oleh China sebesar 0,35 juta barel per hari, serta naiknya pertumbuhan permintaan minyak mentah negara-negara Amerika Latin sebesar 0,2 juta barel per hari menjadi 6,5 juta barel per hari.
Di sisi lain, International Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES), dan Energy Information Administration (EIA) melaporkan terjadinya penurunan produksi minyak mentah. Penurunan produksi itu terjadi di North Sea sebesar 0,4 juta barel per hari akibat kegiatan perawatan fasilitas produksi.
Kemudian penurunan pasokan minyak mentah dari negara-negara OPEC pada Mei 2013 sebesar 0,05 juta barel per hari dibandingkan dengan April 2013 disebabkan menurunnya produksi minyak mentah di Irak, Kuwait, dan Libya.