SEMARANG - PT Phapros akan meningkatkan kapasitas produksi kapsul dari dua miliar butir per tahun menjadi empat miliar demi mengantisipasi pemberlakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS pada 2014.
Menurut Direktur Utama PT Phapros Iswanto jika BPJS sudah berjalan otomatis kebutuhan obat generik untuk masyarakat meningkat tajam.
“Karena itu Phapros perlu meningkatkan kapasitas produksinya hingga dua kali lipat dari yang ada sekarang,” katanya disela penanaman 59.000 mangrove di Pantai Maron, Semarang, Selasa (2/7/2013).
Penanaman mangrove dibarengi dengan kegiatan sepeda santai bersama Jajaran Pemkot Semarang dan Pangkalan Udara Utama Achmad Yani. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari perayaan HUT ke-59 Phapros.
Iswanto mejelaskan untuk mencapai rencana tersebut industri farmasi di Kota Semarang itu harus merelokasi pabrik ke tempat yang lebih ideal. Lokasi pabrik yang ada saat ini di Simongan Kota Semarang sudah sulit dikembangkan.
Saat ini Phapros sedang mengkaji kelayakan lahan seluas 22 ha di Kabupaten Kendal yang lokasinya dinilai ideal untuk pendirian pabrik farmasinya.
“Di lokasi ini kami optimis bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 4 miliar kapsul per tahun dari semula yang hanya 1 miliar yang dihasilkan dari pabrik Simongan Semarang,” katanya.
Sebenarnya, lanjut Iswanto, pihaknya sudah dapat lahan seluas 10 ha di Ungaran, Kabupaten Semarang, namun setelah ditimbang-timbang lagi letak lahan kurang luas disamping factor pendukung lain juga kurang.
Dia menjelaskan rencana relokasi sudah diagendakan sejak 2012, dan ditargetkan paling tidak akhir 2013 atau awal 2014 sudah bisa pembangunan pabrik baru direalisasikan. Anggaran yang dialokasi Rp350 miliar. Targetnya pabrik baru Phapros bisa beroperasi awal 2015.
Iswanto mengatakan di Kendal udaranya kering dingin dan sumber air bagus. Itu yang menjadi factor utama kebutuhan pambangunan pabrik farmasi dan obat-obatan karena proses produksi akan lebih efisien.
Dia menjelaskan saat Phapros sudah berkomunikasi dengan Bupati Kendal Widya Kandi Susanti yang ternyata sangat mendukung rencana tersebut.
"Namun, kami masih melakukan penjajakan. Kami melihat dan menjajaki dulu kedua lokasi. Di Ungaran, sudah proses negosiasi lahan. Kalau tidak di Ungaran ya nanti akan dibangun di Kendal," katanya.