BISNIS.COM, JAKARTA—Harga cabai kini sudah mencapai Rp120.00 per kilogram dan diprediksi bakal mencapai Rp150.000-Rp170.000 per kilogram a.l. dipicu oleh kenaikan harga BBM premium dari Rp4.500 per liter menjadi Rp6.500 per liter dan solar dari Rp4.500 menjadi Rp5.500.
Sementar itu, di Gorontalo, harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisonal Gorontalo, naik tajam antara lain bawang merah dari Rp35.000, Minggu menjadi Rp55.000 per kilogram.
Di Pasar Keramat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, harga cabai Rp120.000/kg atau naik Rp70.000 per kilogram dari sebelumnya Rp50.000/kg.
"Kenaikan ini sudah berlangsung tiga hari. Dipicu oleh tingginya harga dari pihak agen, permintaan mengalami peningkatan, dan cabai petani lokal banyak yang mati kekeringan," kata seorang pedagang, Nur Janah di Sampit, Minggu (30/6/2013) yang dikutip Antara.
Pemicu lain naiknya harga cabai di pasar juga akibat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan dan dampak dari naiknya harga BBM bersubsidi, sebab upah angkutan sekarang juga mengalami kenaikan.
Para pedagang memperkirakan harga cabai di pasaran tidak akan berhenti sampai di situ, bahkan pada puncaknya nanti bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp170.000/kg.
Beberapa agen pemasok cabai sayur di Sampit sekarang juga sedang kosong atau tidak memiliki stok, hal itu terjadi karena harga cabai di Jawa juga mulai naik.
Cabai hasil panen petani lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar karena sebagian tanaman cabai mati kekeringan dan kualitasnya juga kurang bagus. "Kalau kami pedagang mengikuti harga dari agen saja, jika harga dari agen naik maka kami juga menaikkan harganya," katanya.
Di Sampit, Selain cabai sayur, kebutuhan dapur lainnya yang juga mengalami kenaikan saat ini adalah harga bawang merah yang semula Rp35.000/kg sekarang naik sebesar Rp5.000/kg atau menjadi Rp40.000/kg.
Kenaikan harga bawang merah juga sama dengan cabai, yakni akibat harga dari agen mulai naik, sehingga pedagang juga menaikan harga.
Bahkan harga bawang merah diprediksi akan mencapai Rp50.000/kg nantinya. Sedangkan untuk bawang putih sampai saat ini masih bertahan pada harga Rp20.000/kg.
Untuk harga daging ayam potong juga mengalami kenaikan yang semula Rp37.000/kg sekarang naik menjadi Rp40.000 hingga Rp42.000/kg.
Di Gorontalo, harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisonal Gorontalo, naik tajam antara lain bawang merah dari Rp35.000, Minggu menjadi Rp55.000 per kilogram.
Begitu pun harga ayam kampung dari Rp60.000 menjadi Rp75.000 per ekor dan tomat dari Rp5.000 menjadi Rp10.000 per kilogram, daging sapi dari Rp80.000 menjadi Rp90.000 per kilogram dan cabai merah dari Rp23.000 menjadi Rp31.000 per kilogram.
Pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga karena biaya transportasi dan ongkos panen mengalami kenaikan. "Mau tidak mau harga harus naik, karena dari penyalurnya memang sudah naik. Kami pedagang di pasar ikut saja," kata pedagang di Pasar Sentral, Kadi.
Seorang warga, Osi Yusuf mengungkapkan bahwa kenaikan harga terjadi sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. "Awalnya cuma naik seribu dua ribu tapi saat ini naik hingga sepuluh ribu rupiah lebih. Padahal bulan puasa masih seminggu lagi," ujarnya.
Ia memprediksi harga kebutuhan pokok masih akan melonjak naik pada satu atau dua hari memasuki bulan Ramadhan. "Biasanya naik bertahap. Nanti menjelang lebaran dan sesudah lebaran harga-harga biasanya naik lagi. Harusnya pemerintah bisa menekan lonjakan harga," tambahnya.
Kementerian Pertanian menjamin langkah untuk membuka impor cabai pada 2013 sebagai langkah mengantisipasi kenaikan harga komoditas tersebut, khususnya selama Ramadhan 1434-H dan Lebaran.
"Impor cabai bukan untuk mematikan petani, tetapi (antisipasi) harga mahal," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan di Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Rusman menyatakan, dalam Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) semester dua 2013 cabai merupakan salah satu komoditas yang dimasukkan didalamnya sehingga nantinya akan dibuka izin impornya.
Dia mengakui, saat ini harga cabai memang belum terlalu tinggi, namun pada saat memasuki Ramadhan hingga Idul Fitri harganya dipastikan meningkat seiring melonjaknya permintaan di masyarakat.
Menurut dia, kenaikan harga cabai saat puasa dan Lebaran sepertinya sudah menjadi siklus tahunan meskipun pemerintah sudah menyiapkan suplai di pasaran. "Ini siklus tahunan, kalau menjelang puasa dan lebaran, mau suplai banyak harga tetap naik," katanya.
Meskipun terjadi kenaikan harga cabai di pasaran, lanjutnya, namun pada umumnya masyarakat konsumen menilai hal itu sebagai hal yang wajar terjadi selama puasa dan Lebaran.
Pemerintah, tambah Rusman, dapat memahami pedagang maupun produsen menaikkan harga cabe selama puasa dan lebaran asalkan masih dalam taraf yang wajar.
Sementara itu, Pelaksana Harian Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yasid Taufik menyatakan, sebenarnya pasokan cabai Juli-Desember dalam kondisi cukup, sehingga impor hanya untuk antisipasi.
"Jumlah yang diimpor sesuai RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura), merupakan jumlah yang normal untuk memenuhi sedikit kekurangan atas kebutuhan. Untuk sementara produksi cabai dalam negeri Juli-Desember 2013 diperkirakan normal," katanya.
Impor cabai yang akan dilakukan, lanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri yang mana selama Juli-Desember komoditas tersebut boleh masuk untuk semester II/2013.