BISNIS.COM, JAKARTA – Pasar teh dunia terancam menghadapi kelebihan pasok akibat dari pemain baru dan pertumbuhan produksi tahunan yang mencapai rata – rata 5% - 7% selama periode 2006 – 2012.
Meski permintaan terhadap komoditas teh di pasar dunia cukup kuat, pertumbuhan konsumsi komoditas yang memiliki nama latin Camellia Sinensis ini tidak sebesar pertumbuhan produksinya.
Berdasarkan dokumen Plantations Sector Review 2013 yang dilakukan oleh TKS Research yang berbasis di Kolombo, Sri Langka, pertumbuhan konsumsi teh dunia saat ini hanya di kisaran 3%-4%.
“Tentu belum cukup untuk membuat pasar seimbang,” demikian laporan TKS Research. Saat ini, produksi teh didominasi oleh China sebanyak 1,75 juta ton (41%), disusul oleh India 1,11 juta ton (26%), Kenya sebanyak 369.200 ton (9%), dan Sri Lanka sebanyak 326,3 (8%).
Sementara itu, negara eksportir terbesar dicatat oleh Kenya 429.600 ton yang mengontribusi 25% dari pangsa ekspor dunia. Kenya mengekspor teh lebih dari yang dihasilkan oleh negara itu , yakni 116%.
Sementara itu eksporti terbesar kedua diduduki oleh Sri Langka sebanyak 328.000 ton atau menguasai pangsa ekspor 19%, disusul China 310.000 ton yang memangsa pasar ekspor 18%, dan India yang mengapalkan teh 180.000 ton atau mengontribusi 10%.