BISNIS.COM, JAKARTA-Berdasarkan hasil investigasi sementara, sumber api yang menyebabkan kebakaran sekitar 1.000 hektare lahan di Riau berasal dari kegiatan pembersihan lahan (land clearing) oleh masyarakat.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Rafles Panjaitan menuturkan dalam kunjungan ke Riau pada Jumat (21/6), ditemukan bahwa awal api berasal dari kegiatan masyarakat yang melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar.
"Awalnya masyarakat membersihkan lahannya dengan membakar. Ini tradisi atau kebiasaan masyarakat Riau karena paling murah dan cepat," tuturnya ketika dihubungi Bisnis, MInggu (23/6/2013).
Seiring dengan cuaca yang kering dan angin yang berhembus dengan kencang atau efek cyclon, serta material yang mudah terbakar, api merembet dan tidak terkendali.
"Api tertiup angin, merambat masuk ke kebun sawit perorangan, kebun nanas masyarakat, bahkan mungkin ke lahan milik perusahaan perkebunan dan HTI," ujar Rafles.
Sebelumnya, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menuturkan kebakaran lahan di Riau melanda sekitar 1.000 ha lahan. Sekitar 80% wilayah yang terbakar merupakan wilayah perkebunan dan pertanian, sedangkan 20% sisanya merupakan wilayah hutan.
Sementara itu, sepanjang 11-18 Juni 2013, terdapat 1.180 titik api di Riau dan sebanyak 603 ada di areal moratorium yang mayoritas merupakan lahan gambut.
Rafles menambahkan pemerintah berupaya membuat water bombing untuk mempercepat pemadaman api. Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan melakukan hujan buatan di Riau.
"Pemadaman atau lokalisir oleh Manggala Agni juga akan dilakukan agar api tidak meluas," ujar Rafles.