BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah dan Bank Indonesia menyatakan siap menjaga likuiditas perekonomian untuk mengantisipasi dampak pengumuman pemberhentian kebijakan quantitative easing Amerika Serikat.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan Indonesia siap dengan infrastruktur untuk meredam dampak penghentian kebijakan monter tersebut pada perekonomian domestik.
"Tadi pagi kita koordinasi dengan baik, siang ini kita laporkan ke sidang kabinet untuk berkoordinasi untuk semua tetap waspada dan tidak panik," katanya, Kamis (20/9/2013).
Dia mengatakan salah satu infrastruktur tersebut adalah Bond Stabilization Framework yang telah disiapkan pemerintah melalui koordinasi Menteri Keuangan dan Menteri BUMN.
"Tadi sudah diarahkan oleh Presiden SBY agar Menkeu dan Menteri BUMN siapkan BSF. Kita jangan panik, kita akan hadapi ini dengan baik," kata Agus.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan tekanan pengumuman penghentian QE kepada nilai tukar rupiah dan pasar modal tidak bisa dihindari.
Pemerintah, jelasnya, telah mengambil langkah fiskal untuk meredam tekanan tersebut melalui revisi APBN 2013.
"Fiskalnya sudah oke, jadi kelemahan domestik sudah kita address," katanya.
Chatib mengatakan saat ini fokus ada pada penjaminan ketersediaan likuiditas dan perancangan strategi stabilitas moneter melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan.