Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN GLOBAL: Produksi Pabrikan di China Melemah

BISNIS.COM, NEW YORK--Produksi (output) pabrik di China melemah pada Juni 2013 ke level terendah selama sembilan bulan. Sementara itu, manufaktur AS ditutup sebagai kuartal terburuk dalam empat bulan terakhir.

BISNIS.COM, NEW YORK--Produksi (output) pabrik di China melemah pada Juni 2013 ke level terendah selama sembilan bulan. Sementara itu, manufaktur AS ditutup sebagai kuartal terburuk dalam empat bulan terakhir.

Sehari sebelumnya, Federal Reserve mengatakan ekonomi AS berkembang cukup kuat bagi bank sentral untuk mulai memperlambat laju stimulus pembelian obligasi pada akhir tahun ini.

Negara besar lain bagaimanapun, yang dapat membatasi kekuatan pertumbuhan global. China, ekonomi terbesar kedua di dunia, tumbuh dengan kecepatan yang paling lambat dalam 13 tahun pada 2012 dan data yang masuk tahun ini telah lebih lemah dari yang diharapkan.

Itu terbukti di sektor manufaktur besar di negara itu, yang menurut HSBC Purchasing Managers Index, dikontrak lagi pada Juni karena permintaan turun.

"Sebuah kemunduran dalam ekonomi China tidak membantu prospek AS khususnya, namun pertumbuhan Amerika tidak sepenuhnya tergantung pada apa yang terjadi di China," kata Philip Shaw, kepala ekonom di Investec, seperti dikuti Reuters, Kamis (20/6/2013).

Pertumbuhan ekonomi AS meningkat pada tiga bulan pertama tahun ini, didorong sebagian oleh pulihnya pasar perumahan, meskipun kecepatan diperkirakan akan drop off pada kuartal kedua.

Manufaktur khususnya telah berjuang. Menurut survei terbaru layanan informasi Markit, kuartal kedua adalah yang terburuk untuk sektor dalam empat terakhir sebagai langkah perekrutan dan permintaan luar negeri melemah.

"Perusahaan tentu berhati-hati mengenai kebangkitan permintaan yang berlanjut," kata kepala ekonom Markit Chris Williamson.

"Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas, terutama dengan meningkatnya persaingan dari luar negeri dan di pasar ekspor."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper