Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TEMPE Indonesia Bisa Dikonsumsi 440 Juta Warga Dunia

BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia mempunyai potensi ekspor tempe untuk memenuhi kebutuhan 440 juta orang di dunia. Besarnya pasar ini melihat pada besarnya masyarakat vegetarian di dunia.

BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia mempunyai potensi ekspor tempe untuk memenuhi kebutuhan 440 juta orang di dunia. Besarnya pasar ini melihat pada besarnya masyarakat vegetarian di dunia.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan eksportir biasanya mengirim produknya dalam bentuk olahan, bukan mentah. Potensi ekspor olahan kedelai ini berada di negara India, kawasan Eropa, dan Amerika Serikat.

“Saat ini memang sudah ada negara lain yang mengekspor tempe dalam bentuk olahan. Indonesia sendiri sudah ekspor, tetapi saya belum ada datanya. Namun, potensinya bisa ke masyarakat vegetarian India sebanya 399 juta orang, serta Amerika Serikat dan Eropa masing-masing 20 juta orang,” kata Srie seusai Lokakarya Tempe Nasional, Rabu (12/6/2013).

Dia menambahkan kedelai impor sebagai bahan baku utama tempe lokal mencapai 1,8 juta ton per tahun dengan nilai hasil produksi mencapai Rp92,3 triliun. Adapun, nilai tambahnya sebesar Rp37,4 triliun.

 

Srie menjelaskan sebagian besar bahan baku tempe lokal adalah kedelai impor, sedangkan kedelai lokal lebih cocok digunakan untuk pembuatan tahu.

Guna menstimulasi petani dalam negeri untuk meningkatkan kualitas kedelai, pihaknya sedang menyiapkan peraturan menteri dalam negeri (permendag) mengenai harga beli petani (HBP). Namun, regulasi ini masih terhambat peraturan menteri pertanian tentang penetapan masa panen yang belum disahkan.

 “Hitung-hitungan kami masih di angka Rp7.000 per kg,” ucapnya.

 Ketua Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakopti) Aip Syarifuddin memaparkan konsumsi tempe Indonesia mencapai 3 juta ton per tahun. Rata-rata masyarakat Indonesia mengkonsumsi 7 kg tempe per tahun.

“Perhitungannya, tempe dibuat dari kedelai impor sebanyak 1,8 juta ton dan 500.000 dari lokal. Dengan total kedelai tersebut 2,2 juta ton bisa dihasilkan 3 juta ton tempe per tahun, karena 1 kg kedelai bisa menghasilkan 1,6 kg tempe,” tuturnya.

Dia melanjutkan apabila para perajin tempe ini mampu memproduksi menggunakan cara yang bersih dan higienis serta dikemas menarik, maka tidak menutup kemungkinan bisa dijual di ritel modern.

Aip memprediksi konsumen akan semakin cerdas dan mempunyai ekspektasi lebih terhadap produk olahan kedelai ini. Terlebih masyarakat Indonesia yang akan didominasi oleh kelas menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper