BISNIS.COM, MEDAN - Perusahaan aluminium PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) boleh saja berada di wilayah Sumatra Utara yang setiap tahun memproduksi sekitar 250.000 ton aluminiumm. Sebagian besar produksi tersebut diperuntukkan bagi pasar ekspor terutama ke Jepang.
Ternyata, Belawan International Container Terminal (BICT) mencatat impor aluminium yang melalui BICT justru lebih tinggi dibandingkan dengan ekspornya. Sepanjang Januari-April 2013 tercatat impor aluminium yang melalui BICT mencapai 6.682 ton. Volume tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya mencapai 3.992 ton.
Tengku Irfansyah, Asisten Manager Hukum dan Humas BICT Pelindo I, mengatakan volume ekspor aluminium melalui BICT hanya mencapai 581 ton sejak Januari-April 2013. Volume ekspor tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 571 ton.
"Cukup signifikan impor aluminium ini, masalahnya PT Inalum mempunyai pelabuhan sendiri dan tidak melalui BICT jadi terlihat lebih banyak impor," ujarnya kepada Bisnis, Senin (3/6/2013).
Angka impor aluminium melalui BICT terlihat mengalami kenaikan setiap bulan. Pada Januari volume impor mencapai 1.314 ton, kemudian meningkat pada Februari mencapai 2.223 ton. Namun, pada Maret terjadi penurunan volume impor hanya mencapai 710 ton dan melonjak lagi pada April sebesar 2.435 ton.
Sementara ini angka ekspor melalui BICT tercatat mengalami penurunan setiap bulannya. Pada Januari mencapai 134 ton yang kemudian meningkat pada Februari menjadi 174 ton. Namun, pada Maret kembali turun menjadi 154 ton dan pada April juga merosot hanya mencapai 119 ton.
"Impor ini bisa jadi untuk alat produksi yang sudah setengah jadi, itu kebutuhan masing-masing perusahaan. Kami hanya mencatat dari bongkar muatnya," tegasnya.
Sejak Januari hingga April 2013, tercatat arus bongkar muat di BICT Belawan khusus kontainer internasional mencapai 116.516 box atau 150.100 teus. sedangkan khusus untuk April 2013 mencapai 29.632 box atau 38.138 teus. Sepanjang tahun lalu, tercatat mencapai 329.578 box
atau 421.733 teus.
Berdasarkan catatan Bisnis, Inalum memiliki kapasitas produksi aluminium ingot sebanyak 250.000 ton per tahun. Rata-rata produksi bulanan berkisar 20.000 ton —21.000 ton.
Adapun konsumsi nasional berkisar antara 300.000 ton — 500.000 ton dengan pertumbuhan 5% per tahun. Faktor pendorong pertumbuhan konsumsi komoditas tersebut antara sektor transportasi, bangunan (konstruksi), dan industri pengemasan.
Saat ini, saham Inalum dimiliki Pemerintah Indonesia sebesar 41,12%, sedangkan 58,88% saham lainnya dimiliki konsorsium swasta dan Pemerintah Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd (NAA).
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut pada April 2013 mencapai US$799,45 juta, meningkat 5,02% dibandingkan Maret yang mencapai US$761,24 juta.
Nilai ekspor tersebut tercatat merosot 6,62% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan sepanjang Januari hingga April 2013, total nilai ekspor Sumut mencapai US$3,22 miliar atau turun 7,94% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.