BISNIS.COM, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memacu pertumbuhan industri logam di beberapa sentra wilayahnya sehingga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Edison Ambarura menuturkan industri logam di wilayahnya menyebar di beberapa sentra meliputi Kabupaten Klaten, Tegal, Pati, Purbalingga, Boyolali dan Semarang.
“Sentra logam di enam wilayah itu saat mencapai 1.137 unit usaha sehingga kedepan bisa bertambah lebih banyak lagi dan menyerap pekerja lebih banyak juga,” katanya kepada Bisnis, Selasa (4/6/2013).
Enam wilayah sentra logam tersebut, ujarnya, selama 2012 sudah berhasil menyerap 11.191 tenaga kerja, mengalami peningkatan 731 orang dari tahun sebelumnya yang hanya 10.459 pekerja.
Sebaran tenaga kerja paling banyak berada di wilayah Kabupaten Klaten mencapai 4.006 pekerja pada industri blok disusul Kabupaten Pati dengann jumlah pekerja 3.631 pada berbagai unit usaha kerajinan logam.
Dorongan pemerintah dalam pengembangan usaha terus dilakukan dengan mengajak pelaku industri mengikuti pameran skala lokal hingga nasional. Selain itu pendampingan dan pembinaan kualitas produk terus dilakukan melalui pelatihan usaha.
Kabid Industri Logam Mesin Tekstil Disperindag Jateng, Mukti Sarjono mengatakan sektor industri logam sempat mengalami krisis beberapa tahun belakangan terkendala bahan baku logam.
Kendala itu hingga saat ini bisa dipenuhi melalui impor bahan baku dari China mencapai rata-rata 20% atau sekitar 1.200 kilogram per bulan.
Meski sempat kesulitan bahan baku, lanjutnya, industri logam di Jateng selama 2012 mampu membukukan nilai produksi tinggi mencapai Rp112,612 miliar, mengalami kenaikan Rp21,579 miliar dari 2011 yang hanya Rp90,612.
Industri logam Jateng, katanya, telah menghasilkan berbagai produk seperti peralatan rumah tangga, mesin produksi, komponen otomotif, perkapalan, perlengkapan rumah sakit serta handycraft. (dot)