Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Mei Deflasi 0,03%

BISNIS.COM, JAKARTA— Laju inflasi Mei mencatatkan deflasi sebesar 0,03% month-to-month (mtm), meskipun deflasi yang terjadi lebih kecil dibandingkan April yang tercatat deflasi 0,1%.

BISNIS.COM, JAKARTA— Laju inflasi Mei mencatatkan deflasi sebesar 0,03% month-to-month (mtm), meskipun deflasi yang terjadi lebih kecil dibandingkan April yang tercatat deflasi 0,1%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan deflasi yang terjadi di Mei tahun ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak 10 tahun terakhir.

“[Deflasi Mei] ini merupakan yang 10 tahun terakhir, baru terjadi deflasi lagi. Ini berarti pengendalian pasokan yang dilakukan pemerintah menunjukkan hasil sehingga terjadi penurunan beberapa komoditi, seperti bawang merah dan bawang putih,” ujarnya di Gedung BPS, Senin (3/6/2013).

Dari 66 kota IHK yang disurvei oleh BPS, deflasi terjadi 43 kota, sedangkan 23 kota sisanya tetap terjadi inflasi.

Suryamin mengatakan deflasi tertinggi terjadi di Mataram dengan deflasi sebesar 1,03%. Adapun, kota yang mengalami laju inflasi tertinggi terjadi di Ambon dengan laju inflasi tercatat 2,25%.

“Inflasi di Ambon terutama disumbangkan dari kenaikan harga angkutan udara dan ikan segar karena faktor cuaca yang kurang bagus,” ujarnya.

Secara umum, andil deflasi Mei terutama disumbangkan dari kelompok bahan makanan yang andilnya mencapai —0,2% dan kelompok sandang dengan andil sebesar —0,09%. Di sisi lain, kenaikan harga di kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,18%.

Secara year-on-year (yoy), laju Inflasi Mei tercatat 5,47% yoy. Adapun, laju inflasi tahun kalender sampai dengan Mei tercatat 2,3% year-to-date.

Berdasarkan komponennya, laju inflasi inti Mei tercatat 0,06% mtm atau 3,99% yoy. Laju inflasi komponen harga diatur pemerintah tercatat sebesar 0,96% mtm atau 3,62% yoy. Adapun, laju inflasi komponen harga bergejolak tercatat sebesar —1,1% mtm atau 12,06% yoy. (ltc)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper