BISNIS.COM, JAKARTA--Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengungkapkan mass rapid transit (MRT) Jakarta yang akan dibangun tidak akan mengatasi kemacetan, tetapi hanya mengurangi kemacetan Jakarta yang menelan banyak biaya.
Dono mengutip Study on Integrated Transportarion Master Plan II 2004 yang mengungkapkan total kerugian akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp12,8 triliun per tahun.
"Kerugian akibat lalu lintas macet sekitar Rp12,8 triliun. Itu sudah termasuk kerugian materil, sistem dan sebagainya," kata Dono dalam Dialog Jakarta Baru 2, Membangun Sistem Transportasi Jakarta Baru, di Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Menurtnya memikirkan pembangunan moda transportasi yang terintegrasi menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Jika tidak berbuat sesuatu saat ini, Ia memperkirakan kemacetan akan semakin parah dan akan biaya akibat kemacetan akan membengkak.
"Tanpa adanya perbaikan sistem transportasi, tahun 2020 kerugian ekonomi bisa mencapai Rp65 triliun," ungkapnya.
Dono menuturkan perusahaannya akan segera melakukan groundbreaking proyek MRT tahap I dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI akhir tahun ini. Meski menurut Dono, pembangunan proyek MRT tidak akan menghilangkan kemacetan.
"MRT kalau mengatasi tidak, tapi mengurangi iya. Nantinya hanya 30 menit dari Labak Bulus ke Hotel Indonesia," tutupnya.