BISNIS.COM, MAKASSAR--Konsolidasi bisnis PT Pelayaran Indonesia (persero) mendapat sorotan tajam dari komisi persaingan lantaran muncul indikasi praktik usaha tak sehat yang bertentangan dengan undang-undang.
"KPPU sedang menerima banyak pengaduan mengenai konsolidasi bisnis Pelindo di seluruh Indonesia," ujar komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, Senin (27/5/2013).
Syarkawi mengatakan Pelindo sedang melakukan proses perbaikan kinerja dengan membangun integrasi bisnis dari hulu hingga ke hilir.
Sebagai contoh kasus, katanya, permasalahan di Pelindo II terkait dengan proses perluasan bisnis Pelindo dari sekedar operator pelabuhan menjadi pelaku bisnis pendukung pelabuhan, seperti pendirian unit bisnis khusus untuk bongkar muat.
Sebelumnya mereka sudah masuk di bisnis kapal tunda, penyewaan gudang, dan lahan di pelabuhan khususnya di zona 2.
"Sekarang lebih jauh lagi karena pelindo juga mengembangkan bisnis mulai dari penyewaan alat bongkar muat hingga pengisian air bersih ke kapal-kapal yang sandar di pelabuhan," lanjut mantan chief economist Bank BNI Makassar itu.
Integrasi bisnis pelindo dari hulu hingga hilir ternyata berpotensi mematikan pelaku usaha swasta, khususnya perusahaan bongkar muat.
Menrutnya, pola integrasi bisnis di atas terjadi dalam jangka panjang akan merugikan perekonomian daerah.
Sementara itu, berkaitan dengan rencana PT Pelindo IV membeli PT. Industri Kapal Indonesia (Persero), komisi belum melakukan kajian.
"Saya tidak ada info mengenai pola integrasi bisnis yang sama di Pelindo IV yang nenbawahi bisnis pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, niat Pelindo IV mengambil alih IKI sudah mendapat dukungan Menteri BUMN Dahlan Iskan. IKI sendiri tengah membutuhkan dana untuk dapat kembali menjalankan bisnis secara normal.
Perusahaan ini terkena dampak krisis moneter tahun 1997 dan mulai tahun 2002 perusahaan ini semakin terpuruk.
Puncaknya pada 2005 perusahaan ini sudah tidak mampu lagi menggaji 400 orang karyawannya sampai Desember 2011. Perombakan manajemen oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi dampak dan perusahaan berjalan kembali setahun kemudian.
Perusahaan galangan kapal itu memprediksi proses perbaikan fasilitas produksi selesai pada Agustus-September mendatang sejalan dengan suntikan dana Rp266 miliar.
Dana itu berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp200 miliar, dari PT Perusahaan Pengelola Aset Rp64,68 miliar dan kas internal PT IKI Rp1,37 miliar.
Sekretaris Perusahaan IKI Ansyarief Khalid pernah mengatakan progress perbaikan galangan kapal Makassar telah mencapai 29%. "Biaya revitalisasi sebanyak Rp100 miliar," katanya pada 16 Mei 2013.
Tahun lalu omzet IKI mencapai Rp50,4 miliar dengan laba yang diraup sebesar Rp2,7 miliar. Perusahaan menargetkan omset naik menjadi Rp75,5 miliar tahun ini dan hingga Mei 2013 realisasinya mencapai Rp20 miliar.
Ansyarief mengatakan sejalan dengan proses perbaikan dan pengembangan diharapkan omset perusahaan plat merah itu dapat mencapai Rp400 miliar tahun 2016.
Pelindo IV mengincar IKI, selain karena perannya sangat strategis, juga atas kepemilikan lahan yang dapat mendukung pengembangan pelabuhan Makassar.
Direktur Utama Pelindo IV Harry Sutanto pernah mengemukakan bahwa pihaknya melihat potensi IKI, terutama aset lahan 32 hektar dan bisnis galangan kapal yang dikerjakan IKI.
Namun, Pelindo IV cukup berhati-hati dengan tidak mau terburu-buru mengambil alih perusahaan galangan kapal terbesar di kawasan timur Indonesia itu. Pelindo IV akan menggunakan jasa konsultan untuk menilai kelayakan bisnis IKI. (ra)