BISNIS.COM, JAKARTA--Meski tengah lesu akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Kementerian Perindustrian masih akan berupaya menggenjot pertumbuhan industri baja.
Direktur Industri Material Dasar Logam Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin Budi Irmawan menargetkan pertumbuhan industri baja pada kuartal II/2013 mampu mencapai 10%. Pada kuartal I/2013, pertumbuhan mencapai 12,58%.
"Memang melambat, apalagi menjelang Lebaran," ujar Budi kepada Bisnis Senin (20/5/2013).
Budi menambahkan rencana kenaikan harga BBM juga akan memengaruhi psikologis para pelaku industri baja dalam mengambil keputusan. Untuk mengantisipasi kelesuan ini, Budi menuturkan masih akan berupaya menggenjot pertumuhan dengan memfasilitasi kendala-kendala yang dihadapi pelaku industri, di antaranya tarif, koordinasi dengan Bea Cukai dan importasi bahan baku.
"Harus terus digenjot, karena kebutuhan dan permintaannya cukup tinggi, rata-rata 6 juta ton per tahun. Untuk tahun ini, total permintaan barang logam kami proyeksikan mencapai 10 juta ton," ujarnya.
Selain itu, Budi mengatakan akan melakukan penghitungan dampak kenaikan harga BBM terhadap industri baja bersama dengan pengusaha dan terus memantau keadaan di lapangan. Hingga akhir tahun ini, Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri baja mencapai 8%. (mfm)