BISNIS.COM, JAKARTA—Wacana penaikan BBM bersubsidi pada tahun ini dinilai tidak akan berdampak pada tarif logistik. Salah satu sektor jasa ini lebih dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja.
CEO PT JNE Indonesia Johari Zein mengatakan justru penaikan tarif listrik dan upah minimum provinsi yang membebani biaya operasional. Pengaruh penaikan BBM tetap ada, tetapi tidak signifikan.
“Penaikan UMP ini sangat berdampak bagi cost operasional kami. Kami tidak akan menaikkan tarif meskipun harga BBM akan dinaikkan. Pertengahan April tahun ini kami sudah menaikkan tarif rata-rata 13,6%,” kata Johari.
Dia menambahkan penaikkan tersebut merupakan tarif pengiriman barang di sekitar Jabodetabek. Harga BBM hanya memberikan kontribusi sebesar 10% dari biaya operasional, sedangkan UMP membebani hingga 50%.
Hal ini dikarenakan jasa logistik sangat bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Bahkan, saat ini JNE telah menambah satu shift untuk wilayah Jakarta dari awalnya tiga shift.
“Tidak bisa satu orang mengantar barang dari pagi sampai malam. Kalau shift pagi barang sudah selesai dikirim pagi, hal serupa juga harus diterapkan pada shift siang atau malam,” ujarnya.
Johari menjelaskan saat ini network sales JNE sudah capai 3.000 unit dengan total karyawan sebanyak 6.300 orang. Jika ditambah dengan keseluruhan agen bisa mencapai lebih dari 10.000 orang.