BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen makanan olahan, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menginvestasikan dana sekitar Rp90 miliar untuk mengakuisisi pabrik pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berkapasitas 30 ton per jam.
Sekretaris Perusahaan Tiga Pilar Yulianni Liyuwardi mengungkapkan utilisasi pabrik tahun ini belum akan mencapai kapasitas maksimal. Dia mencatat produktivitas hanya dapat dipacu 50% dari kapasitas maksimal tersebut.
“Tahun ini sudah mulai beroperasi, dan sebagian besar CPO dijual ke PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR),” ucapnya usai menghadiri acara Capital Market Award, Rabu (15/5/2013).
Bisnis sawit menjadi segmen usaha baru yang coba dirintis Tiga Pilar. Selain menjual komoditasnya, pabrik pengolahan minyak sawit juga diberdayakan untuk mendukung produksi mie dan biskuit. Hingga kini, perseroan menguasai lahan konsesi perkebunan sawit seluas 12.805 hektare di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera Selatan.
Dari luas konsesi itu, 3.218 hektare tanaman sawit telah memasuki usia produktif, dan sisanya belum menghasilkan. Per 31 Desember 2012, lini usaha agribisnis itu memang belum berkontribusi banyak. Dari total pendapatan bersih konsolidasi, penjualan tandan buah segar hanya menyumbang Rp58,4 miliar atau setara 2,1% dari total pendapatan.
Tahun ini, Tiga Pilar berencana menambah cadangan lahan konsesi seluas 7.700 hektare. Ekspansi itu diperkirakan membutuhkan dana segar senilai Rp303 miliar.
Penetrasi akan terus dilakukan dengan mengakuisisi lahan baru dan penanaman dalam periode 5—20 tahun ke depan. Analis Infovesta Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menilai segmen bisnis CPO akan menguntungkan sebagai salah satu bahan baku produksi makanan olahan. Dengan begitu, perseroan dapat memaksimalkan divisi agribisnis untuk memperoleh bahan baku berbiaya rendah ditengah pelemahan harga CPO.
Kiswoyo memprediksi harga CPO akan bergerak naik saat mendekati hari raya Lebaran. Potensi itu ditunjang kenaikan permintaan terhadap produk turunan minyak kelapa sawit. Saat itu, pendapatan dari segmen makanan naik, sementara kontribusi bisnis CPO juga diproyeksi bertumbuh. (MFM)